New York – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyambut baik setiap upaya untuk mencapai penyelesaian politik abadi di Afghanistan. Pernyataan ini datang setelah Amerika Serikat (AS) dan Taliban menandatangani perjanjian damai.
“Peristiwa di Doha dan Kabul menandai perkembangan penting dalam hal ini,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan. Dia juga menyatakan apresiasinya kepada Qatar karena menjadi tuan rumah pembicaraan antara AS dan Taliban.
Guterres menekankan pentingnya mempertahankan pengurangan nasional dalam kekerasan, untuk kepentingan semua warga Afghanistan. Dia mendorong upaya berkelanjutan oleh semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk negosiasi intra-Afghanistan dan proses perdamaian yang komprehensif.
Seperti dikutip Xinhua pada Senin (2/3/2020), Guterres kemudian mengatakan, PBB berharap bahwa aspirasi rakyat Afghanistan untuk perdamaian akan terwujud, melalui proses inklusif yang dipimpin Afghanistan dengan partisipasi yang berarti dari perempuan dan pemuda.
Dia lalu menegaskan kembali komitmen PBB untuk mendukung rakyat dan pemerintah Afghanistan.
Perwakilan AS dan Taliban Afghanistan akhirnya menandatangani kesepakatan damai bersejarah di Doha pada akhir pekan. Kesepakatan ini sekaligus mengakhiri perang terpanjang yang dilakukan oleh AS, selama hampir 19 tahun.
Utusan AS, Zalmay Khalilzad dan wakil pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar menandatangani perjanjian di sebuah aula mewah di sebuah hotel bintang lima di Dohar, Qatar. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan sejumlah Menteri Luar Negeri negara lain, termasuk Indonesia turut menyaksikan penandatanganan itu.