Tashkent – Utusan Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Uzbekistan menyambut pemulangan para mantan istri dan anak-anak kombatan ISIS di Timur Tengah. Pejabat itu mengatakan negara-negara lain hendaknya mengikuti langkah tersebut sebagai bagian dari upaya global untuk mengurangi risiko kebangkitan ISIS.
“Mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat kredibel dan luar biasa,” kata Daniel Rosenblum, Duta Besar AS untuk Uzbekistan, dikutip VOA, Kamis (20/5).
Pemerintahan Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev memulai “Operasi Mehr” atau Compassion (Belas Kasih), pada 2019 untuk memulangkan warga non-kombatan dari kamp-kamp di Suriah timur laut yang ditahan oleh Pasukan Demokratik Suriah pimpian Kurdi.
Sejak Mei 2019 telah memulangkan 435 wanita dan anak-anak sebagian besar dari Suriah, tetapi juga dari Irak dan Afghanistan, termasuk 343 anak di bawah umur berusia 1-15 tahun.
Pemerintah Uzbekistan tidak memberikan data tentang berapa banyak orang yang telah bergabung dengan militan ekstremis itu di luar negeri. Namun, studi pemerintah memperkirakan ribuan.
Setelah merebut kembali kantong-kantong ISIS terakhir di Suriah, Mirziyoyev mengumumkan prioritas nasional pada Mei 2019 untuk mengembalikan keluarga-keluarga ISIS asal Uzbekistan.
“Langkah itu menjadi contoh dan merupakan hal yang benar dilakukan,” kata Rosenblum. Dia menambahkan bahwa AS mendukung upaya itu sejak awal. (