New York – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merilis sebuah laporan pada Senin (13/8/2018), yang menyebut masih ada sekitar 20.000 hingga 30.000 anggota kelompok teroris ISIS di wilayah Irak dan Suriah.
Laporan oleh para pengawas sanksi PBB turut memperkirakan sebanyak 3.000 hingga 4.000 anggota ISIS berada di Libya, serta sejumlah operasi kunci telah dipindahkan ke Afghanistan.
“Keanggotaan kelompok teroris ISIS di Irak dan Suriah ada sekitar 20.000 hingga 30.000 orang, yang terbagi di kedua negara,” ujar laporan PBB dilansir AFP.
“Di antara jumlah tersebut masih terdapat komponen penting dari ribuan anggota teroris asing yang aktif,” tambah laporan tersebut.
Laporan tersebut disusun berdasarkan informasi yang diserahkan tim pemantau independen setiap enam bulan kepada Dewan Keamanan terkait ISIS dan Al Qaeda, dua organisasi teror yang masuk daftar hitam PBB.
ISIS yang pernah menguasai sebagian wilayah di Irak dan Suriah, pada tahun lalu telah dapat diusir dari Mosul dan juga Raqqa, kota kembar yang menjadi pusat kekuatan kelompok teror tersebut.
Pada awal 2018, pergerakan ISIS terbatas hanya di wilayah-wilayah kantong di Suriah. Namun demikian mereka tetap menunjukkan ketahanan yang besar.
“Ketika itu, ISIS masih mampu melancarkan serangan di dalam wilayah Suriah. Sementara di Irak, meski tidak sepenuhnya memegang kendali, sel-sel tidur yang ada masih tetap aktif,” kata laporan tersebut.
Laporan PBB menunjukkan aliran anggota asing yang meninggalkan ISIS tetap lebih rendah dari yang diharapkan. Sebaliknya aliran anggota asing yang menuju ISIS pada dasarnya telah terhenti.
Salah satunya diperkirakan karena tidak ada wadah organisasi lain yang muncul sebagai tujuan mereka. Meski sejumlah besar anggota asing ISIS tampak telah datang ke Afghanistan.
Terdapat sekitar 3.500 hingga 4.500 anggota ISIS di Afghanistan dan jumlahnya terus meningkat. Sementara di Yaman hanya ada sekitar 250 hingga 500 anggota ISIS, jauh di bawah anggota Al Qaeda yang berjumlah sekitar 6.000 dan 7.000 orang.