PBB: Dunia Harus Bersatu Perangi Ancaman Terorisme di Afghanistan

New York – Dunia harus bekerja sama untuk menekan ancaman teroris global di Afghanistan. Seruan itu dilontarkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (16/8/2021) setelah Taliban menguasai negara yang dilanda perang itu.

“Masyarakat internasional harus bersatu untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi digunakan sebagai platform atau tempat berlindung yang aman bagi organisasi teroris,” kata Guterres dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Dikutip AFP, Selasa (17/8).

Pertemuan itu diadakan mendadak di markas besar PBB di New York setelah gerilyawan Taliban memasuki ibu kota Kabul pada hari Minggu, yang menyebabkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri ke luar negeri.

“Saya mengimbau Dewan Keamanan dan masyarakat internasional secara keseluruhan untuk berdiri bersama, bekerja sama dan bertindak bersama,” tambahnya.

Guterres mendesak negara-negara untuk menggunakan semua alat yang ada untuk menekan ancaman teroris global di Afghanistan dan untuk menjamin bahwa hak asasi manusia akan dihormati.

Komentar Guterres muncul ketika pejuang Taliban yang menang berpatroli di Kabul setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat.

Ribuan orang mengerumuni bandara kota yang berusaha melarikan diri dari kekuasaan kelompok garis keras yang ditakuti kelompok Islam. Guterres mengatakan warga Afghanistan layak mendapat dukungan penuh.

“Hari-hari berikutnya akan sangat penting. Dunia sedang menyaksikan. Kita tidak bisa dan tidak boleh meninggalkan orang-orang Afghanistan,” katanya.

Sekretaris jenderal mendesak masyarakat internasional untuk “berbicara dengan satu suara untuk menegakkan hak asasi manusia di Afghanistan”.

Guterres mengatakan dukungan penting untuk hak-hak perempuan dan anak perempuan Afghanistan yang diperoleh dengan susah payah harus dilindungi.

Guterres juga meminta Taliban untuk menghormati dan melindungi hukum humaniter internasional serta hak dan kebebasan semua orang.