Lombok Utara – Gempa bumi yang melanda Nusa Tenggara Barat mengundang empati dari berbagai berbagai pihak, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yang melakukan penggalangan bantuan di internal staf dan karyawan. Dana sebesar Rp.100.017.000 berhasil dikumpulkan dan disalurkan ke korban di titik bencana.
“Alhamdulillah, kami bisa ikut membantu saudara-saudara kita di Lombok yang ditimpa bencana gempa bumi. Semoga bantuan yang kita berikan bermanfaat dan mengurangi beban para korban,” kata Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Andi menjelaskan, proses penyaluran bantuan dilakukan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Barat, yang merupakan mitra strategis BNPT dalam kegiatan pencegahan terorisme. Bantuan yang disalurkan terdiri dari berbagai barang yang yang bersifat mendesak dibutuhkan oleh korban, antara lain selimut, tenda terpal, tandon air, peralatan salat, beras, minyak goreng, hingga permainan anak-anak.
“Salah satu alasan kami gandeng FKPT NTB karena mereka ada di lokasi, lebih mengetahui apa saja yang dibutuhkan korban,” jelas Andi Intang.
Wakil Ketua FKPT Nusa Tenggara Barat, Any Suryani, mengatakan bantuan dari BNPT disalurkan ke korban gempa bumi yang berada di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, dan Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
“Untuk desa Gumantar sudah kami laksanakan minggu lalu, tanggal 1 September. Untuk desa Sembalun akan kami salurkan minggu ini,” kata Any.
Any menjelaskan, pemilihan Desa Gumantar dan Desa Sembalun sebagai lokasi penyaluran bantuan dikarenakan tingkat kerusakan akibat gempa bumi yang melanda. Alasan lainnya adalah tingkat keberhasilan penyaluran bantuan. “Sebelum bergerak kami cari informasi, di mana yang mendesak dibantu. Dari sana kami juga mendapatkan masukan, di dua desa itu paling tepat pendistribusian bantuannya, jadi kami pilih agar amanh yang dititipkan ke kami tidak salah sasaran,” terangnya.
Data yang berhasil dihimpun dari Kepala Desa Gumantar menyebutkan, di desa tersebut terdapat 2.047 Kepala Keluarga atau 6.366 jiwa yang terdampak korban gempa. Desa Gumantar tergolong lokasi terparah akibat bencana tersebut, karena hampir 90 persen rumah di sana mengalami kerusakan.
“Gempat pertama hanya beberapa (rumah) yang rusak. Baru pada gempa tanggal 5 Agustus nyaris semua rumah warga ambruk,” ungkap Any menirukan kabar yang disampaikan Kepala Desa Gumantar.
Bantuan dari BNPT, masih kata Any, diterima dengan sangat baik oleh masyarakat. Mereka mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada BNPT dan FKPT NTB, mengingat bantuan yang diberikan sangat tepat guna. [shk/shk]