Pasukan Suriah Temukan Senjata Buatan Israel di Gudang Senjata ISIS

Hama – Pasukan Suriah menemukan berbagai jenis senjata buatan Israel di dalam gudang senjata milik kelompok Islamic State (ISIS) di Kota Aqrab, wilayah selatan Provinsi Hama, Suriah, Jumat (20/7). Penemuan mengejutkan ini didapat saat pasukan Suriah menggelar operasi militer pembersihan ladang ranjau di wilayah tersebut.

Di gudang senjata itu ditemukan bahan peledak, senapan serbu, dan pistol buatan Israel. Juga turut ditemukan berbagai peralatan militer lain seperti senapan mesin Kalashnikov, peluru mortir, dan senapan sniper. Demikian disitat dari Vaaju.com, Sabtu (21/7).

Penemuan ini makin menguatkan dugaan adanya ‘hubungan spesial’ antara ISIS dengan Israel. Pasalnya, selama ini ISIS diketahui tak pernah menyerang wilayah Israel meski berbatasan langsung dengan Suriah yang jadi medan pertempuran mereka. Tak pernah terdengar juga adanya kabar instruksi dari pimpinan kelompok teroris tersebut untuk menyerang fasilitas Israel selama perang berkecamuk.

Dan kini, dugaan adanya kongkalikong antara ISIS dengan Israel itu makin bertambah tebal. Israel dicurigai ikut memasok persenjataan ke ISIS dengan imbalan barter minyak yang dikuasai ISIS di wilayah Irak dan Suriah.

Apalagi setahun lalu, mantan pekerja US National Security Agency (NSA), Edward Snowden, juga pernah membongkar kedok pimpinan tertinggi ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Ia menyebut bahwa pemimpin ISIS itu adalah agen Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel) yang murni berdarah Yahudi.

Nama asli Al Baghdadi adalah Emir Daash alias Simon Elliot alias Elliot Shimon. Simon, kata Snowden, dilatih dan direkrut oleh Mossad untuk memata-matai serta melancarkan perang urat-saraf dengan masyarakat Arab dan muslim.

Masih menurut Snowden, Al Baghdadi sejatinya juga bekerja sama dengan intelijen Amerika Serikat, Inggris, serta Mossad. Misi utamanya adalah menciptakan sebuah organisasi yang mampu menarik ekstremis di seluruh dunia.

“Badan intelijen AS, Inggris, Israel, menciptakan organisasi teroris yang bisa menghimpun ekstrimis di seluruh dunia yang diistilahkan dengan ‘the hornet’s nest’,” papar Snowden seperti dilaporkan Global Research.

Sebagai penguat bahwa pemimpin ISIS ternyata agen Mossad, media Iran juga sudah melaporkan bahwa al-Baghdadi sesungguhnya adalah agen yang sangat terlatih. Ia memiliki nama lain Ibrahin ibn Awad ibn Ibrahim Al Badri Arradoui Hoseini.

Untuk memuluskan aksinya, al-Baghdadi direkayasa terlibat dalam gerakan militer dengan menciptakan kelompok-kelompok ekstrimis di negara-negara yang dianggap sebagai ancaman Israel: Irak, Sudan, Mesir, Tunisia, Suriah, dan lain-lain.

Sebuah laporan yang dirilis tahun lalu oleh seorang agen intelijen Irak juga menguatkan dugaan bahwa demi menghadapi Iran, Israel dan ISIS bisa menjadi sekutu sementara.

Pekan lalu, pasukan Suriah juga dikabarkan menemukan banyak persenjataan buatan Barat di Kota Daraa. Sementara berdasarkan sebuah laporan PBB yang dipublikasi tahun lalu juga memastikan bahwa Israel memberikan bantuan senjata kepada kelompok oposisi penentang pemerintah Suriah.

PBB juga menemukan bukti adanya peningkatan interaksi antara tentara Israel dan beberapa individu dari berbagai kelompok pemberontak. Dan hubungan itu nampaknya lebih dari sekadar untuk mempersenjatai pasukan pemberontak dan teroris.