London – Sedikitnya 100 anggota ISIS dilaporkan telah tewas ketika pasukan khusus Inggris, Special Air Service (SAS) melakukan “perang rahasia” selama berbulan-bulan di Irak utara dan Suriah.
Target pasukan SAS adalah para anggota kelompok ISIS asal Inggris. “Perang rahasia” ini diluncurkan untuk mencegah kebangkitan kembali kelompok teroris tersebut.
Dalam tiga bulan terakhir dilaporkan setidaknya ada 10 pertempuran antara kelompok milisi tersebut dengan pasukan elite Inggris. Tak hanya di Irak utara, operasi rahasia juga telah dilakukan di Suriah, di mana para militan asal Inggris diidentifikasi dari ID dan DNA mereka.
Dilaporkan Daily Mail, Salah satu pertempuran mematikan terjadi pada 28 April di pegunungan Hamrin, di mana 10 milisi ISIS tewas. Dalam pertempuran pasukan SAS juga didukung jet tempur RAF Typhoons yang membombardir persembunyian teroris di gua.
Pakar intelijen meyakini ISIS belum sepenuhnya hilang, meski pada Maret 2019 dideklarasikan kalah setelah benteng terakhir di Baghouz, Suriah, direbut.
Berdasarkan estimasi dari PBB, kelompok teroris itu diduga masih menyimpan uang hingga 100 juta dollar AS, sekitar Rp 1,4 triliun.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace berujar, pihaknya terus mengerahkan Typhoons hingga drone tempur Reaper untuk membasmi ISIS.
“Tindakan ini merupakan demonstrasi bahwa militer Inggris tidak akan lelah untuk melindungi rakyat kami,” tegas Menhan Wallace.