Tripoli – Pasukan Libya yang loyal kepada jenderal Khalifa Haftar, Senin (06/01/2020), mengaku telah mengambil kendali atas kota Sirte, wilayah pantai yang strategis bekas wilayah ISIS, Pengambilalihan diawali dengan serangan udara.
Mengendalikan Sirte akan menjadi keuntungan penting bagi Haftar, yang sejak April telah melancarkan serangan militer di ibukota, Tripoli, rumah bagi Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui secara internasional.
Sirte terletak di pusat pantai Mediterania Libya dan dikendalikan oleh pasukan koalisi GNA yang telah mengusir ISIS dari kota tersebut dengan bantuan serangan udara AS pada akhir 2016.
Tentara Nasional Libya (LNA) milik Haftar mengatakan telah mengambil daerah di sekitar Sirte, termasuk pangkalan udara al-Qardabiya, sebelum bergerak menuju pusat kota.
“Panglima tertinggi memutuskan untuk melakukan serangan pre-emptive yang terencana dengan baik dan dalam waktu kurang dari tiga jam kami berada di jantung Sirte,” kata juru bicara LNA Ahmed al-Mismari, dikutip Middle East Monitor, Senin (6/1).
“Itu adalah operasi yang tiba-tiba dan cepat,” katanya, seraya menambahkan bahwa kemajuan telah didahului oleh beberapa jam serangan udara.
Sumber militer LNA mengatakan pasukan dari kota Misrata ke barat laut, telah mundur. Misrata memimpin kampanye melawan ISIS dan merupakan sumber utama kekuatan militer untuk GNA.
Kemajuan LNA terjadi ketika Turki bersiap untuk mengirim penasihat militer dan para ahli ke Libya untuk membantu GNA. Sementara itu LNA telah menerima dukungan materi dan militer dari negara-negara termasuk Uni Emirat Arab, Yordania dan Mesir.