Pasukan AS Bunuh Teroris ISIS di Kamp Pelatihan

Aden – Kabar mengejutkan datang dari pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang membunuh puluhan teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di dua kamp pelatihan kelompok tersebut di Yaman tengah. Penduduk desa yang berniat mengambil tubuh orang yang tewas dan terluka di kamp itu dilarang pemimpin suku, karena dikhawatirkan akan menjadi korban serangan yang dilakukan militer AS.

Dua nama kamp yang diserang militer AS diberi nama dua tokoh ISIS yang sudah tewas, yaitu Abu Bilal al-Harbi, dan mantan Jurubicara ISIS, Abu Mohamed al-Adnani. Keduanya tewas dalam serangan udara yang dilakukan pasukan AS pada berapa waktu lalu. Kabar ini pun sekaligus menjadi kali pertama bagi AS yang merupakan sekutu bagi pemerintahan resmi Yaman, mengumumkan penumpasan ISIS di negara itu.

Kantor berita AFP, Selasa (17/10/2017) melaporkan, Komando Pusat AS, yang mengawasi pergerakan pasukan ISIS di wilayah tersebut mengatakan, mereka membunuh puluhan teroris ISIS dalam sebuah serangan di dua kamp pelatihan ISIS di Provinsi Al-Bayda, Yaman. Hal ini tentu akan mengganggu usaha organisasi teroris itu untuk melatih pejuang baru.

ISIS menggunakan kamp tersebut untuk melatih teroris agar bisa melakukan serangan teror dengan menggunakan AK-47, senapan mesin, peluncur granat, dan pelatihan ketahanan fisik. ISIS dan kelompok teroris Al-Qaeda, telah mengambil keuntungan di tengah konflik antara pemerintah dan pemberontak Syiah Huthi, yang menguasai ibukota Sanaa.

AS adalah satu-satunya kekuatan yang diketahui mengoperasikan pesawat tak berawak di Yaman. Namun serangan yang diketahui sebelumnya secara eksklusif menargetkan Al-Qaeda. Sementara ISIS pun menjadi kelompok yang menonjol dalam perang saudara di negara tersebut. Dalam serangannya, ISIS menargetkan tentara pemerintah maupun kubu Syiah, yang dianggapnya sebagai orang-orang sesat.

Perang yang dimulai sejak Maret 2015 dengan serangkaian serangan terhadap masjid-masjid Syiah di ibu kota, menyebabkan lebih dari 140 orang tewas. Serangan besar terakhir kelompok tersebut adalah sebuah pengeboman bunuh diri di Aden Desember lalu, yang menewaskan 48 tentara. (