Washington – Pasukan Amerika Serikat berhasil menangkap “fasilitator serangan” ISIS Hudayfah Al Yamani di timur laut Suriah, Komando Pusat (CENTCOM) mengumumkan pada Hari Rabu (12/4).
Serangan helikopter pada 8 April menghasilkan penangkapan Al Yamani bersama dengan dua rekannya, tanpa menimbulkan korban sipil, kata CENTCOM, dikutip The National New.
Komando militer itu menambahkan, operasi Amerika Serikat “akan mengganggu kemampuan ISIS secara organisasi untuk merencanakan dan melaksanakan operasi”.
Al Yaman saat ini berada dalam tahanan pasukan AS dan akan segera dipindahkan ke tahanan Pasukan Demokrat Suriah untuk diproses, kata juru bicara CENTCOM Col Joe Buccino kepada The National News.
Diketahui, pasukan Amerika telah berada di Suriah sejak 2015 dalam misi yang berfokus untuk melawan milisi yang didukung Iran dan mencegah kebangkitan ISIS, dalam kemitraan dengan SDF pimpinan Kurdi.
Meskipun dikalahkan di Suriah pada 2019, kelompok teroris itu terus melancarkan pemberontakan tingkat rendah di Irak utara dan Suriah, dan sering menyerang anggota SDF.
Pekan lalu, serangan AS menewaskan pemimpin senior ISIS Khalid Aydd Ahmad Al Jabouri di barat laut Suriah.
“ISIS tetap menjadi ancaman bagi kawasan dan sekitarnya kelompok tersebut mempertahankan kemampuan untuk melakukan operasi di Irak dan Suriah dengan keinginan untuk menyerang di luar Timur Tengah, dan ideologi keji tetap menjadi ancaman,” kata Kolonel Buccino dalam sebuah pernyataan pada Hari Rabu (12/4).
“Operasi seperti ini menegaskan kembali komitmen kami untuk mengalahkan ISIS,” tegasnya.
Tetapi, dikatakan ada pihak-pihak di Washington yang menjadi skeptis atas kehadiran 900 pasukan di Suriah, setelah serangan pesawat tak berawak menewaskan seorang kontraktor Amerika di pangkalan AS di Provinsi Hasakah bulan lalu.
Anggota DPR AS dari Partai Republik Matt Gaetz memperkenalkan resolusi kekuatan perang tahun ini yang akan menarik pasukan dari negara itu. Tetapi, RUU itu gagal disahkan Dewan Perwakilan Rakyat.
Kepala Centcom Jenderal Michael Kurilla mengatakan kepada House Armed Services Committee bulan lalu, ISIS akan kembali berkuasa dalam ” satu hingga dua tahun” jika AS menarik diri dari misinya di Suriah.