Jakarta – Para Perwira Siwa Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Dikreg Sespimti) Sespim Lemdiklat Polri, sangat mengapresiasi terhadap langkah yang diambil Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, terhadap pola pendekatan yang dilakukan dalam menangani permasalahan radikalisme dan terorisme yang ada di Indonesia
Hal tersebut dikatakan beberapa perwakilan Pasis Dikreg Sespimti usai mendapatkan kuliah umum dari Kepala BNPT tentang bahaya penyebaran paham radikal terorisme dengan mengangkat topik “Strategi Pemberdayan Masyarakat dalam Penanggulangan Terorisme” yang berlangsung di Gedung Perkuliahan PTIK STIK, Jakarta, Senin (28/10/2019).
“Tentunya kami sangat berterima sekali kepada bapak Komjen Suhardi Alius sebagai kepala BNPT terkait dengan informasi bagaimana menghadapi paham radikal ini, terutama radikal yang memang sudah masuk ke sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia,” ujar Kolonel Inf Deni Gunawan yang merupakan Pasis Sespimti perwakilan dari TNI-AD.
Dengan adanya pembekalan dari Kepala BNPT tersebut alumni Akmil tahun 1997 yang juga mantan Komandan Kodim 0703/Cilacap ini dirinya telah mendapat informasi yang sangat detail sekali terkait bagaimana memberdayakan masyarakat terkait dengan pencegahan paham radikal terorisme ini agar tidak masuk ke generasi bangsa Indonesia.
“Sehingga dengan adanya event ceramah umum ini mudah-mudahan kita sebagai pemimpin, akan coba untuk meneruskanyang lalu kemudian mencoba agar bisa mencegah radikal sampai ke akar-akarnya,” kata mantan Komandan Batalyon 22/Manggala Yudha Grup 2 Kopassus ini.
Dalam kesempatan tersebut Kolonel Laut (T) Al Imran selaku perwakilan Pasis Sespinti dari TNI-AL mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan pengetahuan secara utuh dari Kepala BNPT mengenai bahaya dan pola peyebaran paham radikal terorisme di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan dirinya dulu pernah melihat dan mengikuti pengajian yang ajarannya justru melenceng dari kaidah Islam yang rahmatan lil alamin
“Dari apa yang saya dapat tadi, terus terang saya pernah juga ikut pengajian pengajian yang sifatnya seperti itu, dan saya pikir apa yang disampaikan oleh Kepala BNPT itu saya setuju seratus persen mengenai bahaya radikal terorisme tersebut yang mencoba masuk ke lingkungan TNI,” ujar Kolonel Laut (T) Al Imran
Lebih lanjut alumni AAL tahun 1994 yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Kafasharkan) Lantamal V Surabaya ini juga melihat di keseharian bahwa salah satu sasaran mereka adalah berusahaan masuk ke tubuh TNI.
“Apa yang disampaikan Menteri Pertahanan bahwa ada tiga % prajurit TNI yang terpapar saya sangat benar dan tentunya hal tersebut perlu diwaspadai. Karena kalau TNI sebagai garda penjaga bangsa ini sudah terpapar (paham) radikal tentunya bahaya dan bisa menimbulkan kehancuran bagi negara ini,” ujar Kafasharkan TNI-AL Manokwari ini.
Sementara itu Kolonel Tek. Sufran Taufik Bobihu selaku perwakilan Pasis Sespimti dari TNI-AU mengatakan bahwa dengan adanya pembekalan tersebut maka pemikirannya semakin terbuka bahwa di Indonesia ini banyak sekali bahaya laten terorisme.
“Sehingga kita dengan penjelasan Kepala BNPT tadi kita jadi tahu. Disamping itu kita juga akan menjadi bangga bahwa Indonesia ini bisa menjadi tempat belajar dari dunia internasional dalam masalah penanggulangan terorisme,” kata Kolonel Tek. Sufran Taufik
Untuk itu kedepannya mantan Asisten Logistek Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) II/Makassar ini berharap jika berbicara masalah terorisme itu maka nantinya bukan hanya dari pihak BNPT saja yang terlibat, namun juga stakeholder terkait juga harus terlibat.
“Jadi semua stakeholder itu juga harus mengatakan bahwa kami pun berhak atau kami pun punya andil dalam penyelesaian atau penanganan masalah terorisme dan deradikalisasi serta penyelesaiannya,” ujar mantan Pabandya III/Alpal Udara ini.