Surabaya – Pasca teror bom di tiga gereja dan Mapolresta Surabaya, Densus 88 langsung bergerak menyisir kawasan tersebut. Hasilnya, Densus 88 berhasil menggagalkan rencana aksi susulan dengan menangkap tujuh orang terduga teroris dan dua ditembak mati.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera saat jumpa pers di Polda Jatim, Senin (14/5/2018), mengungkapkan bahwa para terduga teroris itu telah merencanakan sejumlah aksi di beberapa lokasi di Surabaya
Menurutnya, mereka sudah merencanakan penyerangan terhadap beberapa sasaran. Namun dia menolak menyebut lokasi-lokasi tersebut. Beberapa pelaku terpaksa ditembak mati.
“Empat di Sidoarjo, dua mati dan dua ditangkap. Tiga ditangkap di jembatan merah Surabaya,” ungkapnya.
Seperti diketahui, dalam dua hari Surabaya dan Sidoarjo diguncang teror bom. 21 Masyarakat menjadi korban meninggal dunia dalam insiden mengenaskan ini. 13 Pelaku diketahui tewas.
Pada Minggu (13/5) terjadi tiga ledakan di gereja Jalan Ngagel, Diponegoro dan Arjuno. Dita Oepriarto mengajak istrinya Puji Kuswanti serta empat anaknya melakukan bom bunuh diri.
Lalu pada malam harinya, bom tiba-tiba meledak di Rusun Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Tiga orang tewas Anton Febrianto (47), Puspita Sari 47 tahun (istri Anton) dan LAR 17 tahun (anak pertama Anton). Tiga yang terluka AR 15 tahun (anak kedua Anton), FP 11 tahun (anak ketiga Anton) dan GHA 11 tahun (anak keempat Anton).
Di Mapolrestabes Surabaya, empat orang pelaku tewas. Para pelaku mengendarai dua motor. Satu anak AIS (8) yang berada di salah satu motor selamat. Kini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara. Dua motor yang digunakan pelaku adalah Honda Beat L 6629 NN dan Supra L 3559 G.