Sleman – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman, Sidiq Pramono menyampaikan perlunya mensosialisasikan pemahaman keagamaan yang moderat pasca terjadi penangkapan terduga teroris yang ada di Padukuhan Jetis, Kelurahan Pandowoharjo, Sleman berinisial AW belum lama ini.
“Masyarakat Sleman warganya hidup di wilayah semi perkotaan dan juga majemuk, bahkan pemikir banyak yang lahir di Sleman, Hal tersebut wajar,” ujar Sidiq Pramono dalam keterangannya, Selasa (24/1).
Sidik mengungkapkan masyarakat Sleman hidup dalam wilayah yang dinamis. Hal itu membuat berbagai pemahaman dapat berkembang. Keahlian dalam merakit bom dari terduga teroris menurutnya diperoleh juga dari kelompok yang memiliki tujuan yang sama.
Dikatakannya, perkembangan di era digital saat ini perlu diantisipasi oleh seluruh pihak, terutama hal yang dapat memicu timbulnya paham ekstrem.
“Semua penggunanya [internet] diharapkan lebih berhati, terutama melakukan pengawasan terhadap para putranya, sebab betapa akses internet yg sgt mudah itu pasti membawa dampak negatif kalau tdk kriminalitas ya termasuk terorisme dan radikalisme,” ujar Sidiq.
Penangkapan terduga teroris di Sleman belum lama ini menurut Sidik dapat menjadi stigma bagi Sleman bagi sebagian orang. Meski begitu menurutnya hal tersebut tidak bisa langsung digeneralisasi.
Ditanya terkait dengan pemantauan aktifitas terorisme dan radikalisme yang terjadi di wilayah Sleman, dirinya menyebut belum menerima keterangan dari pihak terkait. “Sementara bisa disimpulkan dari luar melihat keluarga dan masyarakat di sekitarnya baik-baik saja,” kata Sidik.