Parlemen Kanada Serukan Pemerintah Tetapkan Proud Boys Sebagai Kelompok Teroris

Toronto – Parlemen Kanada telah mengeluarkan mosi meminta pemerintah menetapkan Proud Boys, kelompok sayap kanan AS, sebagai kelompok teroris. Anggota parlemen di House of Commons Kanada menyetujui mosi tidak mengikat itu.

Parlemen menyerukan pemerintah Justin Trudeau untuk menggunakan semua alat yang tersedia untuk mengatasi penyebaran supremasi kulit putih dan pembenci.

“Di mulai dengan langsung menunjuk Proud Boys sebagai kelompok teroris,” kata CTV News Kanada melaporkan .

Dilansir Business Insider via laman Serambinews, Rabu (27/1/2021), Pemerintah Kanada belum mengindikasikan apakah mereka akan menunjuk kelompok itu sebagai organisasi teroris. Tetapi para pejabat mengatakan akan mengumpulkan informasi tentang hal itu dalam upaya melawan ekstremisme domestik.

Itu terjadi di tengah kekhawatiran yang berkembang tentang kelompok itu. Seusai memainkan peran penting dalam kerusuhan Gedung Capitol di Washington, DC, pada 6 Januari 2021.

Presiden Joe Biden telah berjanji dalam pidato pengukuhannya untuk mengalahkan ancaman ekstremisme politik, supremasi kulit putih dan terorisme domestik.

The Proud Boys, yang didirikan oleh Gavin McInnes dari Kanada, dikenal karena retorika anti-Muslim dan misoginis mereka . Mereka telah ditunjuk sebagai kelompok pembenci oleh organisasi hak-hak sipil Southern Poverty Law Center.

Karena telah sering muncul bersama kelompok kebencian lainnya di pertemuan ekstrimis termasuk reli di Charlottesville dan FBI pada 2018. FBI secara resmi menyatakan Proud Boys sebuah kelompok ekstremis dengan ikatan nasionalisme kulit putih.

Kelompok itu secara vokal mendukung Presiden Donald Trump selama masa jabatannya. Trump diketahui menolak mengutuk mereka ketika Presiden Joe Biden mengundangnya selama debat TV presiden pada September 2020.

Trump malah mengatakan kepada Proud Boys untuk mundur dan berdiri . Banyak anggota Proud Boys berpartisipasi dalam kerusuhan Capitol di Washington, DC, pada 6 Januari 2021.

Untuk mendukung upaya membatalkan pemilu AS dan mendukung Donald Trump. Setidaknya lima dari mereka telah ditangkap, New York Times melaporkan.