Para Dai Muda Diajak Untuk Jujur dan Adil dalam Pemilu 2024 dengan
Dimulai dari Diri Sendiri

Bandung – Para dai muda diajak untuk menjaga ukhuwah dan Negara
Kesatuan Republika Indonesia (NKRI) di tahun politik 2024.  Ajakan itu
disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan
Ukhuwah KH Cholil Nafis dalam Halaqah Kebangsaan Pemuda Persia
bertajuk: Urgensi Peran Dai Pemuda Dalam Merajuk Ukhuwah di Tahun
Politik di Kampus IAI Persis, Bandung, Senin (27/11/2023).

Kiai Cholil menyampaikan, untuk menjaga ukhuwah dan NKRI di tahun
politik ini setidaknya memerlukan empat pilar ukhuwah yang harus
dilakukan dan disampaikan oleh para dai.  Empat pilar ukhuwah
tersebut, ujar Kiai Cholil, yakni saling mengerti (ta’ruf), saling
memahami (tafahum), saling membantu (ta’awun) dan saling melindungi
(takaful).

“Empat pilar ini penyanggah keutuhan ukhuwah sekaligus kesatuan Negara
Kesaturan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Kiai Cholil.

Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini
menjelaskan, pilar ukhuwah tersebut akan lebih kokoh bila diiringi
oleh prinsip mendahulukan kepentingan umum, dibandingkan kepentingan
kelompok dan pribadi.

Menurutnya, asas tersebut sangat penting untuk dilakukan dan
disampaikan oleh para dai untuk memperkuat persaudaran dan persatuan
masyarakat di tahun politik.

Kiai Cholil menambahkan, tiga kandidat calon Presiden dan Wakil
Presiden untuk periode 2024-2029 yakni Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran,
dan Ganjar Mahfud harus diamati dengan seluruh rekam jejaknya untuk
memilih yang terbaik.

“Silahkan amati seluruh rekam jekak, gerakan, dan kampanye
Capres-Cawapres. Tapi harus bijak menerima dan meresponsnya. Saat ada
isu atau informasi tertentu, pastikan mendapatkan informasinya yang
utuh,” ungkapnya.

Kemudiaan, lanjutnya, hal itu harus dengan tarik nafas sejenak untuk
memilah dan memilih informasi yang benar sebagai dasar untuk
menyikapinya secara proporsional.

Apabila para dai dapat melakukan hal tersebut, imbuhnya, maka para dai
bisa memberikan contoh yang objektif dan dapat menebar kebaikan dan
keadilan untuk kepentingan orang banyak.

“Ayo dukung untuk jujur dan adil dalam pelaksanaan pemilu yang dimulai
dari diri sendiri dalam bersikap jujur dan adil,” tegasnya untuk
memberikan pesan kepada para dai muda.

Dalam kesempatan ini, Kiai Cholil menekankan pesan kepada para dai
muda Persis agar menjadi perekat persatuan dan menjaga NKRI. Ia juga
mengajak para dai muda tersebut untuk memilih, termasuk mengajak
masyarakat untuk memilih satu di antara 3 Capres dan Cawapres
tersebut.

Menurut Kiai Cholil, apabila masyarakat Indonesia tidak memilih, hal
itu justru akan lebih berbahaya. Sebab, bahaya tidak ada pemimpin
lebih besar daripada adanya pemimpin yang tidak ideal atau karena
dzalim.

“Boleh memilih (satu di antara) Capres dan Cawapres Nomor 1, 2 dan 3
sesuai kecenderungan pemilih. Yang tidak boleh adalah memilih semuanya
atau tidak memilih dari semua Capres dan Cawapres,” tegasnya.

Kiai Cholil berpesan, pemilihan tersebut harus didasarkan pada agama
yakni perintah Allah SWT. Tetapi, hal tersebut jangan sampai
menistakan agama yang lain karena alasan keyakininan agama.

“Agama dijadikan sarana pemersatu, bukan alat untuk bikin seteru.
Pemilihan pemimpin adalah tanggung jawab keagamaan sekaligus
kebangsaan,” pungkasnya.