Abidjan – Pantai Gading baru saja membangun zona militer baru di bagian utara negara mereka untuk mencegah serangan teroris. Zona militer itu dibangun menyusul serangan kelompok teroris di wilayah perbatasan dengan Burkina Faso bulan lalu.
Penyerangan terhadap tentara perbatasan ini terjadi pada tanggal 11 Juni lalu di Kafolo, wilayah yang berbatasan dengan Burkina Faso. Serangan brutal yang dilakukan oleh kelompok teroris Pantai Gading itu menewaskan 14 orang tentara.
Serangan tersebut jadi yang paling parah sejak kasus di Grand-Bassam pada Maret 2006 yang menewaskan 19 orang.
“Karena munculnya rasa tidak nyaman yang berkelanjutan antara Pantai Gading, Mali, dan Burkona Faso, maka pemerintah menciptakan zona operasional khusus di wilayah perbatasan,” ungkap perwakilan pemerintah Pantai Gading, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Selasa (14/7).
Dijelaskan bahwa zona ini memiliki fungsi yang dinamis. Mulai dari pengawasan sampai defensif untuk menghalau serangan dari kelompok teroris.
Sebenarnya belum ada klaim yang jelas atas penyerangan di Kafolo ini. Tetapi pemerintah meyakini bahwa serangan dilakukan oleh Group to Support Islam and Muslims (GSIM), sebuah organisasi yang terkait dengan Al-Qaeda.
Serangan bulan lalu nampaknya memang menyasar wilayah Kafolo yang pada bulan Juni lalu itu jadi daerah operasi kerja sama antara Pantai Gading dan Burkina Faso untuk mengusir kelompok teroris.
Dalam lima tahun terakhir, wilayah perbatasan ini sudah memakan hampir 1.000 korban jiwa dan memaksa 860.000 orang kehilangan tempat tinggal mereka.