Pangdam VII/Wirabuana Terkenang Kejailan Mayjen TNI Bachtiar

Setelah acara serah terima jabatan selesai dilakukan di lapangan utama Makodam Makasar, acara dilanjutkan dengan defile yang berisi unjuk kekuatan dan kelengkapan pasukan wirabuana.

Selepas itu, prajurit dan para tamu undangan beralih ke halaman belakang Makodam untuk melakukan syukuran. Acara yang sekaligus disetting untuk pisah sambut panglima ini dikemas sederhana namun apik.

Hamburan doa dan harapan-harapan baik saling diberikan baik oleh panglima yang baru maupun oleh panglima yang lama. Namun hal yang tidak terduga terjadi manakala pangdam VII/Wirabuana yang baru membongkar ‘rahasia’ pangdam sebelumnya.

“Saya dan Mayjen TNI Bachtiar ini sudah seperti saudara, kami dulu satu angkatan. Satu kelas, satu ruang tidur, dan bahkan meja belajar kami pun bersebelahan” ungkapnya mengawali cerita.

“Beliau ini orang yang paling jail. Dulu kami kadang sembunyi-sembunyi keluar asrama untuk beli makanan. Kalau saya dapat bakpia, itu saya sembunyikan di bawah selimut atau di belakang tumpukan buku. Tapi selalu hilang. Mayjen TNI Bachtiar ini tau aja dimana letak makanan saya”, ujarnya yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan dari para prajurit dan tamu undangan.

Jenderal bintang dua ini tampak memang sengaja memecah suasana dengan cerita-cerita lucu. Ia seperti ingin berbagi bahagia dengan seluruh audiens yang hadir hari ini (Rabu, 30 November 2015). Sebelumnya ia naik panggung bersama istri dan kedua anaknya. “Perkenalkan, ini istri saya Bella Safira. Anak saya Toddy dan Nunet”.

Mayjen Agus SB sekali lagi menyampaikan terimakasih atas sambutan yang sangat hangat dari seluruh keluarga besar Wirabuana, ia percaya bahwa hubungan positif ini akan berimbas baik pada kinerjanya di kesatuan.

Namun sebelum menutup pidatonya, sekali lagi ia bercerita tentang kejahilan Mayjen TNI Bachtiar. “Dulu pelatih selalu memerintahkan kami untuk tidur dengan menggunakan kelambu sebagai tutupnya. Siapa saja yang ketika tidur tangan dan kakinya keluar dari kelambu akan dikenakan sanksi. Pelatih menggunakan spidol untuk menandai tangan atau kaki yang keluar dari kelambu. Nah, Mayjen Bachtiar ini sering garis-garis tangan saya pakai spidol. Jadi saya dihukum terus”.

Namun baginya, kejahilan mayjen Bachtiar justru merekatkan keduanya hingga begitu akrab layaknya saudara. Mayjen Agus sendiri mengakui bahwa koleganya itu sangat baik dan berdedikasi tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai torehan prestasi yang ia hasilkan selama menjabat sebagai pangdam VII/Wirabuana.

Sebagai sahabat, mayjen Agus SB mendoakan agar mayjen Bachtiar selalu sehat dan mampu menjalankan amanahnya di tempat tugas yang baru dengan baik.