Canberra – Pandemi Covid-19 membuat banyak negara kalang kabut. Hal itulah yang menjadi alasan Pemerintah Australia yang mengkonfirmasi tidak akan memulangkan ‘pengantin’ ISIS dari Negeri Kangguru dari kamp pengungsian di Suriah.
Saat ini ada sekitar 20 wanita ‘pengantin’ ISIS asal Australia dan 47 anak-anaknya. Mereka ditangkap sejak ISIS runtuh akhir 2018 lalu. Saat ini mereka tinggal di Kamp Al Hawl, Suriah.
Pemerintah Australia menyatakan kondisi pandemi Covid-19 saat ini sangat berbahaya untuk memulangkan mereka, baik karena situasi perjalanan internasional dan kurangnya sumber daya domestik yang diperlukan untuk memantau orang yang teradikalisasi. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne dalam konferensi pers, setelah menghadiri acara Konsultasi Menteri Australia-Amerika Serikat (AS) di Washington DC, Selasa (28/7/2020).
“Sekarang, gerakan di Suriah dan kawasannya lebih kompleks dari sebelumnya, dan kami melihat negara bagian serta teritori kami sangat longgar, atas beberapa kasus, karena dampak infeksi Covid-19,” kata Payne, dilaporkan oleh SBS.
“Kami tidak akan membahayakan komunitas kami, atau pejabat kami di luar negeri, untuk mengekstraksi orang dari Suriah dalam kondisi saat ini (pandemi virus corona),” ujarnya.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menekankan bahwa AS ingin para pejuang dipulangkan ke negara asal mereka dan dituntut. “Kami telah memperjelas harapan kami bahwa tempat para pejuang ini ditahan mungkin tidak berkelanjutan, dan bahwa kami perlu bekerja dengan masing-masing negara tuan rumah untuk membawa orang-orang itu kembali, serta membawa mereka ke pengadilan di negara asal,” kata Pompeo.
Kepala eksekutif Save the Children, Mat Tinkler mengatakan tidak ada alasan untuk tidak membawa pulang “anak-anak Australia”. Organisasi itu telah memperingatkan tentang kondisi buruk di kamp-kamp Suriah, seperti kurangnya air yang mengalir.
“Pemerintah Australia perlu membawa pulang anak-anak Australia dan ibu mereka. Alternatif untuk membiarkan anak-anak Australia mendekam di zona perang, tidak terbayangkan,” terangnya.