Pancasila Sebagai Dasar Negara Sudah Jadi Bahan Ajar Sejak SD

Bandung- Pancasila sebagai dasar negara sudah menjadi bahan ajar sejak
di bangku sekolah dasar. Penegasan itu disampaikan anggota MPR RI,
Ledia Hanifa Amaliah saat memberikan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di
hadapan para guru yang tergabung dalam Forum Pengajar Muda Pancasila,
di Arion Suites Hotel, Kota Bandung, Sabtu (3/8/2024) lalu.

“Soal Pancasila, kita tak perlu label, tapi internalisasi. Jadi jangan
sampai kita dan anak didik kita hanya bisa pamer ucapan namun tindakan
dan perilaku justru sering bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,”
 ucap Ledia.

Meski begitu, seringkali didapati bahwa pembelajaran tersebut hanya
sampai pada level kognitif atau sekedar pengetahuan belaka.

“Maka menjadi tugas dan tantangan guru untuk membuat satu strategi
pembelajaran yang menarik, dan bisa membekas hingga menjadi karakter
pada anak didik. Teorinya perlu diajarkan, namun contoh secara konkrit
juga perlu disampaikan, agar anak didik lebih paham dan mudah
mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Ledia mencontohkan, saat bicara Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
bagaimana menjelaskan hal ini pada peserta didik, apalagi bila mereka
masih dalam level usia remaja atau bahkan anak-anak di bangku SD.

“Mungkin bisa dijelaskan terkait perundungan. Mengejek, merendahkan,
mengintimidasi, mendorong, mencubit, memukul dan banyak lagi
contoh-contoh perundungan yang kita pernah dengar atau bahkan perilaku
yang kerap terjadi di kalangan anak-anak bisa dijelaskan sebagai
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,”
terangnya.

“Mengolok orang tua, kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi kadang
dianggap biasa dan sekedar bercanda. Padahal dari hal-hal seperti itu
kemudian bisa meningkat menjadi permusuhan, sakit hati hingga
perkelahian atau tawuran, harus bisa diantisipasi,” tambahnya.

Kepada  guru yang hadir, Ledia yang juga anggota Komisi X DPR RI ini
juga mengingatkan bahwa perbedaan gaya dan budaya dari lintas generasi
juga membutuhkan kesiapan untuk beradaptasi.

“Menghadapi anak-anak millenial, gen Z dan kini gen Alpha tentu
membutuhkan adaptasi tersendiri. Penjabaran Pancasila meskipun
nilai-nilainya tak lekang oleh waktu tetap membutuhkan pendekatan
berbeda,” ungkapnya.

“Memberikan contoh, dan membimbing lewat keteladanan adalah satu
keniscayaan. Tentunya dengan adanya Forum ini bisa saling membangun
komunikasi dan kolaborasi untuk terus meluaskan wawasan dan bertukar
praktik baik antar sesama guru,” tandasnya.