Roma – Pemerintah Italia menilai Pancasila bisa menjadi contoh dalam mempersatukan sebuah bangsa. Karena itu pemerintah Italia mengajak Indonesia berbagi melalui ‘Dialog Lintas Keyakinan Interfaith Dialogue’. Italia membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dapat dijadikan contoh proses integrasi berbangsa di negara itu.
Hal itu terungkap dalam dialog bertajuk ‘Pluralism and Integration in Indonesian and Italian Societies: Perspective, Opportunities, Challenges’ yang diadakan di Kementerian Luar Negeri Italia, Roma. Counsellor Fungsi Penerangan KBRI Roma, Charles F Hutapea mengatakan, diskusi ini diikuti akademisi, pejabat kementerian, serta aktivis HAM dan integrasi sosial budaya Italia. Juga hadir Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani, dan Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan, Agus Sriyono.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan, dalam ‘key note speech’ mengata, Indonesia dan Italia memiliki pemahaman yang sama atas pentingnya mempromosikan dialog lintas keyakinan. Terutama di tengah meningkatnya intensitas isu terorisme, ekstremisme dan radikalisme.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mempromosikan dialog lintas keyakinan dengan mengedepankan pendekatan sosial budaya melalui pemberdayaan para pemangku kepentingan, khususnya pemuka agama, tokoh nasional, akademisi, serta generasi muda,” Cecep Herawan seperti dikutip dari ‘antaranews’, Kamis (12/10/2017).
Sementara Profesor Azyumardi Azra dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, salah seorang pembicara dari Indonesia mengatakan, kelima sila Pancasila menegaskan ‘politics of recognition’ atau prinsip penerimaan terhadap siapapun yang menjadi bagian bangsa.
Hal ini diamini Presiden Comunita Religiosa Islamica Italia (COREIS), Imam Yahya Pallavicini. Dia menyatakan bahwa semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ sangat relevan dalam proses integrasi masyarakat Italia. Selain itu, kebijakan Pemerintah Indonesia yang mengedepankan keterlibatan kaum muda yang dapat menjadikan proses tersebut berjalan lebih efektif dalam jangka panjangnya.
Isu integrasi saat ini memang tengah mengemuka di Italia. Dengan angka penerimaan pengungsi dan pencari suaka tertinggi di Uni Eropa, Pemerintah Italia memandang penting adanya proses asimilasi sosial budaya antara kaum migran dengan penduduk setempat.
Selain tokoh dialog lintas keyakinan, panel diskusi juga diisi Alberto Quattrucci dari Komunitas Sant Egidio Italia serta Marta Matscher dari Divisi Kebijakan Penanganan Migran dan Pencari Suaka Kementerian Dalam Negeri Italia. Sebelumnya, Cecep Herawan didampingi Dubes Esti Andayani, mengadakan pertemuan dengan Direktur Jenderal Isu-isu Global Kementerian Luar Negeri Italia, Massimo Gaiani.