Jakarta – Pancasila adalah benteng untuk membendung dampak negatif modernisasi dan globalisasi buat generasi muda. Hal itu disampaikan Kepala Biro Sekretariat Pimpinan Sekretariat Jenderal MPR RI Muhammad Rizal menjadi narasumber utama Sosilisasi Empat Pilar MPR RI di aula pertemuan Ponpes Darunnajah Jakarta, Minggu (8/10) kemarin.
“Serbuan dampak negatif modernisasi kepada generasi muda sangat terasa. Generasi muda sekarang ini sangat individualistik, bakan nilai-nilai etikanya sangat jauh dari harapan malah hampir tidak ada. Sikap dan etika kepada orang tua sangat mengkhawatirkan, belum lagi pengaruh narkoba dan tontonan tak pantas yang sangat mengkhawatirkan,” ungkap Rizal dikutip dari jpnn.com.
Sosialisasi ini dihadiri 300 lebih peserta para pendidik, santri Ponpes Darunnajah, anggota Gentara dan GP ICMI serta masyarakat umum. Rizal melanjutkan bahwa bila dampak negatif modernisasi dan globalisasi sangat berbahaya bila dibiarkan ‘menyerang’ generasi, maka jati diri bangsa secara perlahan akan hilang. Padahal, bangsa Indonesia sangat dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun.
“Pada akhirnya akan dibawa kemana generasi muda bangsa Indonesia ke depan jika karakter sebagai bangsa yang memiliki nilai luhur pupus,” tegasnya.
Menurut Rizal, hal tersebut menjadi keperihatinan seluruh elemen bangsa termasuk MPR. Keperihatinan tersebut diaktualisasikan MPR dengan upaya Sosialisasi Empat Pilarnya ke berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia.
“Ini juga menjadi tugas berat para pendidik atau guru untuk berupaya mengembalikan karakter bangsa kepada anak-anak bangsa,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Rizal, Pancasila mampu mempersatukan kebhinnekaan bangsa sekaligus mempertahankannya. Kemampuan Pancasila dalam hal tersebut tidak bisa disangsikan. Pancasila sebagai elemen utama pemersatu bangsa Indonesia yang sangat beragam tidak bisa disangsikan lagi. Jika tidak ada Pancasila sebagai elemen pemersatu, maka sudah bisa dipastikan bangsa Indonesia akan terpecah belah.