Jakarta – Kaum radikalisme dan terorisme selalu merongrong NKRI dengan ‘menyerang’ dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia Pancasila. Namun upaya itu selalu mental, karena Pancasila telah terbukti sakti dan menjadi ‘jimat’ bangsa Indonesia dalam menangkal berbagai upaya pecah belah dan terorisme.
“Ansor dan NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia percaya bahwa Pancasila merupakan ‘jimat’ bagi Indonesia,” kata Ketua Umum GP Ansor, H. Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Pernyataan Gus Yaqut, panggilan karib Yaqut Cholil Qoumas, untuk membantah sekaligus meluruskan propaganda kelompok kekerasan yang ingin memecah belah bangsa Indonesia, yang menyerang Pancasila sebagai berhala dan thogut. Menurutnya, pendapat itu sangat tidak berdasar dan memutarbalikkan makna-makna luhur Pancasila.
“Pihak-pihak yang memberhalakan Pancasila itu pasti tidak memiliki nilai historis dengan ke-Indonesian kita. Kami mengutuk keras mereka-mereka yang mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain,” tegas pria yang juga anggota komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB ini.
Ia menegaskan, Ansor dan NU selalu berkomitmen untuk menjaga dan mengawal Pancasila dan NKRI dari gangguan pihak manapun. Ansor dan NU akan selalu hadir dalam membumikan Pancasila ditengah-tengah masyarakat agar kehadiran Pancasila dirasakan secara masyarakat secara nyata.
Untuk itu, terang Gus Yaqut, GP Ansor mendorong dan menuntut pemerintah, dalam hal ini Polri dan TNI untuk lebih tegas terhadap kelompok radikal, dan tidak memberi ruang kepada kelompok radikal untuk berkembang biak di Indonesia.
“Kelompok-kelompok seperti ini harus segera ditindak tegas. Mereka sangat berbahaya karena upaya mereka merongrong ideologi bangsa Indonesia,” ungkap Gus Yaqut.
Hal senada diutarakan Ketua Umum Pepabri Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Menurut mantan Menko Polkam dan Menhub ini, Pancasila itu penilaian kaum radikal yang menyamakan Pancasila dengan berhala itu sangat keliru. Menurutnya, Pancasila adalah rumusan agung para pendiri dan pahlawan bangsa. Dan Pancasila sudah diterima sekitar 97 persen penduduk Indonesia sehingga tidak perlu diperdebatkan karena Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia.
“Sekarang kita ayo bersama cari solusi paling baik dan paling bijak agar Pancasila ini bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan Pancasila hanya sekadar retorika atau jargon belaka,” ujar Agum Gumelar.
Untuk melakukan itu, lanjut Agum, peran Mendikbud sangat besar untuk menciptakan sistem pendidikan yang bisa menghasilkan manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi sekaligus berwawasan kebangsaan.
“ Disamping mengejar ilmu, mereka juga harus dibentuk karakternya. Jadi apa yang kita pernah lakukan, seperti upacara bendera, pelajaran sejarah lebih difungsikan lagi. Itu untuk menanamkan jiwa dan nasionalisme mulai sedini mungkin,” kata Agum.