Jakarta- Pamong Budaya dinilai memiliki peran sentral dalam
melestarikan dan mengembangkan seni budaya Islam. Karena itu,
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan sejumlah langkah strategis
untuk memberdayakan Pamong Budaya agar adaptif terhadap perkembangan
dunia.
“Pamong Budaya memiliki peran sentral dalam melestarikan dan
mengembangkan seni budaya Islam. Melalui peningkatan kapasitas,
dukungan teknologi, dan sinergi dengan penyuluh agama, pelaku dakwah,
serta budayawan pesantren, kami berharap mereka dapat menciptakan
lingkungan budaya yang melestarikan sekaligus menghidupkan kembali
seni budaya Islam,” ujar Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi
dalam pembukaan Silaturahmi Nasional Pamong Budaya Nusantara di
Jakarta, Minggu (24/11/2024).
Zayadi menjelaskan, upaya peningkatan kapasitas Pamong Budaya
dilakukan melalui pelatihan berkala, manajemen kebudayaan Islam,
digitalisasi, dan penguatan nilai-nilai islami. “Kami juga menyiapkan
pelatihan dokumentasi seni budaya Islam, seperti kaligrafi (khattath),
seni musik Islam (qasidah), dan seni tilawah Al-Qur’an,” ungkapnya.
Kemenag juga mengoptimalkan teknologi dengan digitalisasi konten seni
budaya Islam, seperti kaligrafi, naskah Islam klasik, dan arsitektur
masjid. Selain itu, pelatihan penggunaan platform digital akan
diberikan kepada Pamong Budaya untuk memperluas jangkauan konten
islami.
“Kami membangun repositori digital yang menyimpan karya seni Islam,
termasuk kaligrafi, bacaan Al-Qur’an, dan dokumentasi budaya
pesantren,” tambah Zayadi.
Sementara itu, Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida
Sukmawati, menekankan pentingnya peran Pamong Budaya sebagai agen seni
dan budaya Islam yang terpercaya di masyarakat.
“Pamong Budaya tidak hanya berfungsi sebagai penjaga seni budaya
Islam, tetapi juga sebagai penuntun dalam menghadapi arus informasi
yang sering tidak valid dan menyesatkan, terutama terkait ritual
agama,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, seni dan budaya adalah bagian integral dari
kehidupan beragama dan sosial yang dapat mendekatkan masyarakat kepada
nilai-nilai Islam.
“Pamong Budaya dapat mencegah dekadensi moral dan sosial melalui seni
budaya Islam yang kaya dan relevan, serta menjaga warisan budaya dari
ancaman modernitas yang sering mengabaikan nilai-nilai religi,” ujar
Wida.
Wida menyebutkan, kegiatan Silaturahmi Nasional Pamong Budaya
Nusantara bertujuan memperkuat identitas keislaman di masyarakat,
membekali Pamong Budaya dengan pengetahuan dan keterampilan, serta
mendorong mereka memanfaatkan seni budaya Islam untuk menanamkan
nilai-nilai positif.
Kegiatan yang berlangsung pada 24 hingga 26 November ini diisi
berbagai narasumber, seperti Dirjen Bimas Islam, Penulis Buku
Ensiklopedia Arsitektur Islam Revianto Budi Santoso, dan budayawan
Zastrow al-Ngatawi. Kegiatan ini dihadiri 71 peserta, terdiri atas
Pamong Budaya, seniman, dan budayawan dari seluruh Indonesia. (RF)