Pontianak – Generasi muda, khususnya mahasiswa dinilai sebagai
kelompok paling rentan disusupi paham intoleransi dan radikalisme.
Pasalnya, mahasiswa memliki kapasitas intelektual dan pengaruh besar
yang akan dimanfaatkan kelompok radikal.
Karena itulah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah
Pontianak menggelar dialog interaktif pada Kamis, (15/5/2025).Dengan
mengangkat tema pencegahan paham intoleran dan radikalisme di kalangan
mahasiswa dan pemuda.Kegiatan yang melibatkan mahasiswa dari
Universitas Muhammadiyah Pontianak serta perwakilan BEM se-Kalbar.
Kegiatan itu menghadirkan dua narasumber utama: Didi Darmadi, Kepala
Bidang Pengkajian dan Penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme
(FKPT) Kalbar, serta Paskaria Ema, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalbar.
Menurut Didi Darmadi, penyebaran paham intoleran dan radikal hingga
kini masih marak dan menjadikan kampus sebagai salah satu target
utama. Mahasiswa, katanya, memiliki kapasitas intelektual dan daya
pengaruh yang besar, sehingga sangat mungkin dimanfaatkan oleh
kelompok-kelompok tertentu.
“Lingkungan kampus menjadi sasaran karena mahasiswa mampu membangun
basis dukungan, memiliki keterampilan khusus, dan berada dalam fase
pencarian jati diri. Jika tidak dibentengi dengan pemahaman
kebangsaan, mereka bisa mudah terpapar,” tegas Didi.
Ia menambahkan penyebaran paham ini tidak hanya melalui forum
keagamaan, tetapi juga lewat media sosial. Pemahaman keagamaan yang
dangkal dan minimnya literasi digital membuat mahasiswa semakin rentan
terhadap narasi yang menyesatkan.Karena itu, dialog-dialog kebangsaan
dinilai penting untuk memperkuat pertahanan ideologis generasi muda.
“Kalau kampus bisa menciptakan generasi yang cinta tanah air dan
memiliki pemahaman kebangsaan yang kuat, maka penyebaran paham
radikalisme bisa diminimalisir,” kata Didi.
Sekretaris Kesbangpol Provinsi Kalbar, Paskaria Ema, menegaskan bahwa
semua lini masyarakat berpotensi disusupi paham intoleran dan radikal.
Namun ia menekankan bahwa generasi muda adalah kelompok yang paling
strategis untuk dibekali wawasan kebangsaan sejak dini.“
Kesbangpol terus melakukan penguatan wawasan kebangsaan mulai dari
tingkat SMA. Kami mengapresiasi langkah Universitas Muhammadiyah
Pontianak yang aktif mendorong kesadaran ini di level mahasiswa,” ujar
Paskaria.
Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Pontianak, Muhammad Sher Khan,
menyatakan kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman
mendalam tentang pentingnya menangkal paham radikalisme dan
intoleransi di kalangan generasi muda.
“Pemuda harus memahami pentingnya menjaga persatuan dan toleransi
antarumat beragama. Harapannya, nilai-nilai itu bisa diimplementasikan
dalam kehidupan bermasyarakat,” ucapnya.
Dengan intensitas dialog seperti ini, para pihak berharap kampus tidak
hanya jadi ruang belajar akademik, tetapi juga benteng pertahanan
ideologis bangsa. Sebab, mencegah lebih baik daripada membiarkan
generasi muda kehilangan arah dan menjadi alat kepentingan kelompok
radikal.