Pakar Kebangsaan Ajak Mahasiswa Unej Wujudkan Pancasila di Dunia Maya

Jember — Pakar kebangsaan Yudi Latif mengajak mahasiswa Universitas Jember (Unej) untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila di ruang digital, menyusul hasil survei Microsoft Digital Civility Index 2021 yang menunjukkan Indonesia sebagai negara dengan perilaku bermedia sosial paling buruk di kawasan Asia Pasifik.

“Survei itu menunjukkan kita berada di posisi pertama sebagai negara dengan tabiat bermedsos paling barbar di Asia Pasifik,” ujar Yudi Latif dalam kuliah kebangsaan di Jember, Jumat (10/10/2025).

Menurut Yudi, fenomena tersebut mencerminkan lemahnya actuarial intelligence — kemampuan seseorang memperkirakan dampak dari tindakannya terhadap diri sendiri dan kehidupan sosial — serta daya empati di kalangan generasi muda.

“Banyak orang kini asal bicara dan asal viral tanpa mempertimbangkan akibatnya bagi orang lain. Empati mulai luntur,” ujarnya.

Yudi menegaskan bahwa Indonesia memiliki warisan sejarah dan peradaban besar sebagai pusat inovasi maritim dunia sejak abad ke-17. Ia menilai, karakter gotong royong yang mengakar dalam budaya bangsa merupakan kekuatan moral yang menyatukan keragaman Indonesia.

“Gotong royong membuat kita menjadi bangsa yang dermawan. Selama tiga tahun berturut-turut, Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia menurut World Giving Index,” ungkapnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa nilai gotong royong bisa berubah arah ketika masuk ke ranah politik dan kekuasaan. “Gotong royong yang seharusnya positif bisa terdistorsi menjadi praktik korupsi berjamaah,” tambahnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unej, Prof. Slamin, menyebut mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai Pancasila di tengah paradoks kemajuan teknologi.

“Teknologi memang mendekatkan yang jauh, tetapi juga bisa menjauhkan yang dekat. Di sinilah pentingnya Pancasila sebagai panduan moral agar dunia digital tetap manusiawi,” ujarnya.

Yudi pun menutup pesannya dengan ajakan reflektif: “Kenali dirimu, dan jadilah versi terbaik dari dirimu. Itulah jalan Pancasila—mengaktualisasikan potensi diri untuk kemajuan bangsa.”