Jakarta – Pakar Jihadisme Hisham al-Hashemi ditembak di luar rumahnya di Baghdad pada hari Senin (6/7/2020). Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak mengungkapkan, al-Hashemi meninggal di sebuah rumah sakit setempat.
“Ya, dia meninggal dan tubuhnya sekarang di freezer rumah sakit,” kata Saad Maan, kepala departemen hubungan media kementerian, seperti dilansir AFP, Selasa (7/7/2020).
Sebuah sumber medis di rumah sakit mengkonfirmasi bahwa Hashemi mengalami ‘hujan’ peluru di beberapa bagian tubuh.
Penyelidik yang ditugaskan untuk mencari tahu kasus pembunuhan ini mengatakan bahwa Hashemi, 47, berjalan keluar dari rumahnya di Baghdad timur dan memasuki mobilnya ketika tiga pria bersenjata dengan dua sepeda motor menembaki dia dari jarak beberapa meter.
Hashemi terluka dan merunduk di belakang mobilnya, tetapi orang-orang bersenjata itu mendekat dan menembaknya empat kali di kepala dalam jarak dekat, kata penyelidik itu.
Hashemi adalah tokoh pada faksi-faksi jihadis Sunni yang termasuk kelompok Negara Islam (ISIS). Ia juga juga sering berkonsultasi dengan media dan pemerintah asing mengenai politik domestik Irak dan kelompok-kelompok bersenjata Syiah.
Dia keluar dengan kuat mendukung protes rakyat yang meletus di seluruh Baghdad dan selatan Irak yang mayoritas Syiah pada Oktober, yang telah mengecam pemerintah sebagai korup, tidak efisien, dan terikat pada negara tetangga Iran.
Lebih dari 500 orang tewas dalam kekerasan terkait protes, termasuk beberapa aktivis terkemuka yang ditembak mati di Baghdad, Basra di selatan dan kota-kota lain. Namun pembunuhan politik tingkat tinggi telah jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.