Jakarta — Indonesia mencatatkan capaian penting dalam penanggulangan ekstremisme: tidak ada serangan teror yang terjadi sejak tahun 2023 hingga pertengahan 2025. Prestasi ini dipandang sebagai buah dari kerja kolektif lintas sektor, bukan sekadar keberhasilan satu lembaga.
Psikolog forensik Reni Kusumowardhani menilai bahwa keberhasilan menjaga nihilnya aksi teror selama lebih dari dua tahun terakhir adalah pencapaian bersama seluruh elemen bangsa.
“Zero attack bukan hanya prestasi BNPT, tetapi keberhasilan kita semua—pemerintah, masyarakat, mantan napiter, guru, ulama, hingga komunitas lokal,” ujarnya dalam pernyataan tertulis, Rabu (16/7/2025).
Capaian ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Pemerintah melalui Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE) mendorong model kolaboratif yang melibatkan masyarakat luas—dari birokrat hingga budayawan, dari tokoh agama hingga pemuda desa.
Pendekatan RAN PE tak lagi bersandar semata pada kekuatan aparat, melainkan mengedepankan deteksi dini, pendekatan persuasif, dan penguatan komunitas. Tujuannya bukan hanya mencegah kekerasan, tetapi membangun ketahanan sosial di akar rumput.
“Kita tidak menuding, tapi mengajak. Ini yang membuat pendekatan pencegahan semakin diterima oleh masyarakat,” tambah Reni.
Meski angka serangan nihil, ancaman belum sepenuhnya sirna. Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri, mengingatkan bahwa dunia digital dan globalisasi membuka ruang baru bagi jaringan teror lintas negara yang bergerak lebih cepat dan tersembunyi.
“Terorisme hari ini tak hanya merenggut nyawa atau merusak ekonomi, tapi juga menghancurkan kepercayaan sosial dan menciptakan trauma kolektif yang sulit dipulihkan,” ujarnya.
Yose menekankan bahwa tantangan terorisme kini bersifat multidimensi. Oleh karena itu, solusi yang dibutuhkan pun harus lintas batas, lintas sektor, dan lintas kesadaran.
Capaian nihil serangan patut diapresiasi, namun pemerintah dan masyarakat tetap diingatkan untuk tidak lengah. Di era konektivitas global, ideologi ekstrem bisa menyebar tanpa batas. Karena itu, memperkuat sinergi antara negara dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk menjaga Indonesia tetap damai.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!