Jakarta – Paham radikalisme yang mengarah pada terorisme, sebenarnya bukan masalah baru. Tetapi telah terjadi pada awal perkembangan agama-agama dunia. Kelompok ini keliru dan salah dalam memahami agama, sehingga mengarah pada radikalisme.
Ada sebagian dari mereka disebabkan pemahaman agama yang sangat sempit, karena pengetahuannya sangat dangkal terhadap ajaran agama. Sebagian lain ada yang menggunakan agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi, kelompok, atau kepentingan politik. Dengan mengatasnamakan agama, mereka meyakini akan dapat mempengaruhi banyak orang, sehingga ambisinya dapat diwujudkan.
“Pencegahannya adalah dengan jalan memberikan pemahaman agama secara utuh, secara integral dan komprehensif sehingga ajaran agama itu tidak dipahami secara parsial yang mengakibatkan terjadi kesalahpahaman. Langkah berikutnya adalah memberikan informasi kepada umat beragama agar tidak mudah diprovokasi oleh kelompok ini, sehingga rencana mereka akan gagal,” terang Ketua Lembaga Dakwan PBNU, Dr. KH. Zakky Mubarak, MA di Jakarta, Selasa (11/4/2016).
Menurutnya, paham Kaitannya dengan keutuhan NKRI, kata Kiai Zakky, para penganut agama harus menyadari bahwa NKRI adalah merupakan bagian dari kehidupan beragama sehingga wajib dipertahankan dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, dan bernegara akan menjadi tenang, dan kekacauan akan dapat dihindari.
Menurutnya, agama dan nasionalisme tidak dapat dipisahkan, karena agama memerlukan tanah air bagi para pemeluknya, dan tanah air juga memerlukan agama untuk membimbing rakyatnya. Dengan rasa nasionalisme dan rasa keagamaan yang tinggi, akan saling menguatkan satu sama lain sehingga dapat membentuk kehidupan bangsa yang unggul, berkualitas, dan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa.