Jakarta – Pesatnya perkembangan paham radikalisme melalui media sosial ikut dipengaruhi oleh aspek literasi, dalam hal ini buruknya tingkat kegemaran membaca buku di Tanah Air.
Hal itu dikemukakan wartawan senior Aat Surya Safaat dalam seminar nasional bertajuk ‘Radikalisme di Media Sosial” di Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Kalimalang, Jakarta, Rabu (29/11.
“Radikalisme begitu cepat tumbuh di media sosial karena ternyata ada korelasinya dengan aspek literasi,” katanya.
Aat memaparkan, menurut data Unesco persentase orang membaca buku di Indonesia adalah 1/1.000, artinya dari 1.000 orang hanya satu yang membaca buku. Di sisi lain, katanya, 95 persen pengguna internet di Tanah Air adalah pengguna media sosial.
Hal ini menjadi peluang bagi oknum-oknum tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme melalui media sosial. Dia menekankan kebebasan yang terjadi di dunia media sosial yang dilakoni tanpa pengetahuan juga semakin menyuburkan perkembangan paham radikal di media sosial.