Ankara – Otoritas Turki menangkap tiga orang yang diduga anggota kelompok radikal Islamic State (ISIS). Turki juga mengklaim berhasil menggagalkan rencana serangan teror yang menargetkan perayaan hari Republik Turki yang jatuh pada 29 Oktober ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (29/10), penahanan tiga terduga anggota ISIS ini diumumkan dua hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas meledakkan diri dalam operasi pasukan khusus AS di Suriah, dekat perbatasan AS.
Kantor berita Anadolu dalam laporannya menyebut ketiga terduga anggota ISIS ini diyakini sedang mempersiapkan sebuah serangan untuk mengganggu perayaan Hari Republik Turki di wilayah Istanbul.
Pada Selasa (29/10) waktu setempat, warga Turki merayakan 96 tahun berdirinya Republik Turki yang sekuler dari bekas-bekas Kekaisaran Ottoman.
Menurut Anadolu, unit antiterorisme dan intelijen pada Kepolisian Turki mendapati bahwa para tersangka berkomunikasi dengan orang-orang yang akan menyediakan dukungan logistik untuk serangan tersebut.
Tidak diketahui secara jelas apakah rencana serangan itu berkaitan langsung dengan tewasnya Baghdadi dalam operasi khusus militer AS di Suriah pada Sabtu (26/10) lalu. Otoritas Turki sebelumnya mengklaim pihaknya berbagi informasi dengan pihak AS, sekutunya di NATO, sebelum operasi AS dilancarkan di Suriah.
Turki juga menyatakan pihaknya bangga bisa membantu memberikan keadilan bagi teroris ‘terkenal’ tersebut.
ISIS selama ini melakukan banyak kekejaman terhadap kelompok minoritas dan melancarkan berbagai serangan teror di berbagai negara. Kematian Baghdadi dinilai menjadi pukulan telak bagi ISIS, yang kini dalam kekacauan dan belum menetapkan penggantinya.
Sebelumnya, otoritas Turki mengumumkan penangkapan 20 warga negara asing (WNA) yang diduga terkait ISIS. Para WNA ini ditangkap dalam operasi domestik yang menargetkan orang-orang yang dicurigai terkait dengan ISIS. Operasi semacam ini tergolong cukup sering digelar di Turki.
Otoritas Turki menyebut 20 WNA itu masuk wilayah Turki secara ilegal dan telah mengidentifikasi mereka. Namun asal kewarganegaraan 20 orang yang ditahan itu tidak disebutkan lebih lanjut. Hanya disebutkan bahwa 20 WNA itu diserahkan pada otoritas imigrasi untuk dideportasi ke negara asal masing-masing, usai diproses oleh otoritas keamanan Turki.