Jakarta – Singapore’s Internal Security Department (ISD) atau Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura memperingatkan adanya potensi peningkatkan ancaman ke negara setempat.
Dalam Laporan Penilaian Ancaman Terorisme Singapura, ISD mendapati pendukung ISIS di Asia Tenggara telah saling menghasut untuk melakukan kekerasan dalam ‘kekhalifahan virtual’ di media sosial.
“Singapura tetap menjadi target berharga dan terus ditampilkan dalam propaganda ISIS,” kata laporan yang dirilis, dikutip The Straitstimes, Senin (25/7/2023).
ISD mengatakan pesan utama untuk membela muslim yang tertindas terus mendapat perhatian secara online.
Sementara pada Juni, pendukung ISIS di Asia Tenggara melalui media sosial menyerukan serangan balasan untuk membalas kematian pemimpin Negara Islam Provinsi Asia Timur Abu Zacharia. Mereka juga mengidenfikasi sasaran di Asia Tenggara, termasuk Presiden Halimah Yacob.
Abu Zacharia, yang juga dikenal sebagai Faharudin Hadji Satar, tewas dalam serangan subuh di selatan Filipina pada 14 Juni.
ISD juga melaporkan di Indonesia, terjemahan pidato juru bicara ISIS Abu Umar al-Muhajir pada September 2022, telah banyak dibagikan. Isi terjemahan ini mendesak para pendukung di seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara, untuk terus berjuang demi tujuan ISIS.
ISD juga mengatakan bahwa sel teror Jemaah Islamiah (JI) menimbulkan masalah keamanan jangka panjang di wilayah tersebut. JI terus tertekan karena pihak berwenang Indonesia mengejar sejak 2019. Namun demikian, ISD mengingatkan kelompok tersebut diam-diam terus menyemai dukungan untuk pembentukan kekhalifahan Islam.
“Termasuk upaya untuk menyusup ke partai politik Indonesia dan mengeksploitasi proses demokrasi, yang dapat meningkat menjelang pemilihan umum Indonesia pada tahun 2024,” kata departemen tersebut, merujuk pada pemilihan pada 14 Februari 2024.
ISD menyoroti pada April, keamanan di Indonesia menggagalkan sel militan JI di Lampung. Sel tersebut telah mengumpulkan senjata untuk menyerang polisi, yang mengindikasikan elemen JI tertarik terlibat konflik bersenjata.
Menyoroti sifat global dari ancaman terorisme, ISD mengatakan propaganda online mungkin juga menghubungkan unsur-unsur yang berafiliasi dengan ISIS di Timur Tengah dengan pendukung mereka di Asia Tenggara.