Maputo– Pasukan Mozambik bertempur untuk merebut kembali kenadali atas pelabuhan utama Mocimboa da Praia, setelah lokasi vital itu dilaporkan jatuh ke tangan militan pada Rabu (12/8/2020). Kota itu berada di dekat lokasi proyek gas alam senilai USD60 miliar.
Militer mengatakan ada tindakan yang sedang berlangsung untuk “menetralkan” para militan islam, yang telah menggunakan penduduk setempat sebagai tameng. Pernyataan itu disampaikan menyusul beberapa hari pertempuran memperebutkan pelabuhan kaya gas di utara Mozambik itu.
Laporan Koresponden BBC Afrika Andrew Harding mengatakan, jatuhnya kota itu ke tangan militan merupakan pukulan serius bagi militer Mozambik, yang sedang berjuang untuk menahan pemberontakan yang berkembang di provinsi kaya gas Cabo Delgado.
Mocimboa da Praia digunakan untuk pengiriman kargo ke proyek lepas pantai sekira 60km jauhnya, yang sedang dikembangkan oleh perusahaan minyak raksasa termasuk Total.
Kelompok militan, yang terkait dengan kelompok Negara Islam (ISIS), telah menduduki beberapa kota di utara Mozambik dalam beberapa bulan terakhir, membuat puluhan ribu orang mengungsi. Ini adalah salah satu dari beberapa serangan di Mocimboa da Praia tahun ini.
Tanzania juga mengatakan akan melancarkan serangan terhadap para militer di hutan di sepanjang perbatasan dengan Mozambik.
Serangan dimulai pada 2017 di Provinsi Cabo Delgado di utara, tetapi meningkat tahun ini setelah kelompok yang bertanggung jawab, Ahlu Sunnah Wa-Jama, bersumpah setia kepada ISIS.
Awal pekan ini ISIS mengklaim, melalui saluran medianya sendiri, bahwa mereka telah mengambil alih dua pangkalan militer di dekat Mocimboa da Praia, membunuh tentara Mozambik dan persenjataan yang disita, termasuk senapan mesin dan granat berpeluncur roket.