Tasikmalaya – Orang tua terduga teroris RN (21) yang ditangkap Densus 88 di Nunukan, Kalimantan Barat, beberapa hari lalu, syok. IT (58) yang beralamat di Jalan Mitra Batik Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya itu hanya mampu berusaha tegar, setelah menerima surat pemberitahuan penangkapan tersebut, Senin (8/1/2018).
Menurutnya, RN tiga bulan lalu berpamitan berjualan parfum di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun Jumat kemarin, RN ditangkap karena diduga merupakan anggota kelompok Ansharut Daulah asal Tasikmalaya.
IT mengaku kaget saat menerima surat pertama pada Sabtu (7/1/2018). Surat itu berisi tentang penangkapan anaknya. Rasa kagetnya semakin menjadi ketika Senin (8/1) menerima surat kedua yang berisi tentang penahanan anaknya.
“Anak saya itu nggak macem-macem selama di sini, tapi saya tidak tahu kegiatan dia selama di luar sana,” ujar IT yang biasa berjualan kaus kaki dan dalaman di Pasar Cihideung dikutip dari tribunnews.com.
Selain tidak neko-neko dalam bergaul, anak kedua dari 5 bersaudara ini sering mengikuti pengajian. “Kalau di kampung sini paling ke mesjid ngaji, jarang keluar kadang naik gunung sama temen-temennya, sehari-hari sebelum tiga bulan lalu ke Kalimantan, suka ikut saya dan ibunya berjualan,” kata pria yang saat itu mengenakan bawahan kain sarung
Ketika masih di Tasik, lanjut IT, anaknya itu suka ikut berjualan di pasar bersamanya. Namun kemudian, RN meminta izin untuk pergi merantau untuk berjualan bersama 10 temannya.
“Awalnya anak saya mengaku diajak 10 orang temannya, tapi saya tidak tahu siapa teman-temannya itu, karena bilangnya mau belajar usaha ya saya izinkan,” tutur IT.
Selama tiga bulan ini biasanya Reza menghubungi keluarganya dua kali dalam sebulan. Terakhir bulan Desember lalu, ia dua kali menelepon ke orang tuanya. Saat ini, IT selaku orang tua hanya bisa berharap dan terus berdoa agar anaknya baik-baik saja dan terbukti tidak terlibat.