Niamey – Operasi gabungan oleh militer Niger dan Prancis di wilayah Niger barat daya telah menewaskan sedikitnya 120 teroris dan berujung pada penyitaan sejumlah kendaraan dan peralatan pembuat bom.
Operasi berlangsung di kawasan Tillaberi di dekat perbatasan Mali dan Burkina Faso sejak 20 Februari. Tidak ada korban jiwa dari kubu militer Prancis maupun Niger.
“Saya mengapresiasi kerja sama Prancis dan Niger dalam perang melawan terorisme,” ucap Menteri Pertahanan Niger Issoufou Katambe, dikutip dari Press TV, Minggu (23/2).
Otoritas Tillaberi telah meningkatkan keamanan dalam mencegah terjadinya serangan teroris. Beberapa langkah pencegahan termasuk menutup sejumlah pasar dan melarang penggunaan sepeda motor di jalan raya.
Larangan diterapkan usai sejumlah teroris bersepeda motor membunuh total 174 prajurit Niger sepanjang bulan Desember hingga Januari lalu. Sementara status darurat di Tillaberi masih berlaku hingga saat ini sejak pertama kali diberlakukan pada 2018.
Sejak 2015, Niger berjuang melawan gelombang serangan teroris yang sering terjadi di dekat perbatasan Mali dan Burkina Faso. Tingginya angka serangan telah membuat hampir 78 ribu orang di wilayah Tillaberi dan Tahoua mengungsi ke tempat aman.
Tahun ini Prancis berjanji akan meningkatkan kehadiran militer di Niger dengan mengerahkan tambahan 600 personel dari 4.500 yang sudah disiagakan saat ini.