Riyadh – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengusulkan Tanggal 15 Maret sebagai hari Solidaritas anti islamofobia. Penunjukan tanggal tersebut diusulkan OKI atas peringatan insiden berdarah yang terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru.
Dikutip dari laman Arabnews.com, Dr. Yousef Al-Othaimeen sekretaris jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menegaskan kembali seruannya kepada PBB dan organisasi internasional dan regional lainnya untuk menyatakan 15 Maret sebagai Hari Solidaritas Internasional terhadap Islamofobia.
Yousef mengatakan bahwa seruannya untuk membangun kesadaran dunia internasional akan bahaya intoleransi dan tindakan kebencian kepada kaum muslim. Ia juga mendesak masayarakat internasional untuk mengambil langkah nyata untuk menyebarkan ajaran toleransi dan perdamaian. Menurutnya tindakan teroris telah mengirimkan bahwa berbicara kebencian, intoleransi, dan Islamofobia adalah ancaman bagi semua masyarakat. “Terorisme tidak memiliki agama, ras, atau kebangsaan,” katanya.
Sementara itu, perwakilan tetap Arab Saudi untuk PBB, mengatakan pada pertemuan duta besar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mengatakan penggunaan istilah yang menghubungkan teror dengan agama, seperti ISIS, harus dihindari.
Dalam pidatonya sebagai ketua kelompok Islam untuk memerangi terorisme atas nama OKI, Abdallah Al-Mouallimi mengatakan tidak boleh ada diskriminasi bagi kelompok agama meski terdapat kelompok teroris yang berasal dari agama tertentu, dan menyeru untuk ekstremisme dan terorisme harus dikutuk, terlepas dari sumbernya.
Tanggal 15 Maret tahun 2019 merupakan hari dimana tragedi penembakan terjadi di dua masjid Christchurch, Selandia Baru. Kejadian berdarah ini menewaskan 51 jamaah dan puluhan luka-luka. Peringatan ini rencananya akan dilakukan secara bersar-besaram, namun hal ini dibatalkan oleh pemerintah Selandia Baru karena maraknya kasus virus Covid-19.