Jakarta – Pembakaran Mapolresta Dharmasraya, Sumatera Barat, oleh Eka Fitra Akbar (24) dan Enggria Sudarmadi (25) yang diduga menjadi Jaringan Ansharut Daulah (JAD), memunculkan reaksi dari intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU), Ubaidillah Amin Moch. Dia mengimbau pemerintah agar lebih serius melakukan gerakan kontra terorisme.
Dikatakan, aksi pembakaran markas kepolisian itu, merupakan cerminan bahwa Indonesia sudah dalam keadaan darurat terorisme. Apa yang terjadi merupakan sebuah tantangan yang menyatakan bahwa terorisme di Indonesia semakin berbahaya. Hal itu terlihat dari cara pelaku yang secara terang-terangan membakar Mapolresta Dharmasraya dan menyerang petugas dengan panah.
“Pemerintah perlu menyadari kondisi darurat teroris ini. Polri dengan Densus 88 Anti Teror, perlu bersinergi dengan lembaga negara lainnya. Ini sudah darurat, tidak bisa diatasi hanya dengan menggunakan Densus. Diperlukan seluruh komponen negara menyikapi ini semua,” kata Ubaidillah kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Gus Ubaidillah, sapaan akrab Ubaidillah Amin Moch menjelaskan, dugaan keterlibatan seorang pelaku yang merupakan anak seorang perwira polisi, harus diungkap secara serius. Sebelumnya juga pernah terjadi seorang adik anggota polisi melakukan serangan ke Polres di Tangerang. Dengan menyebut atas nama Allah, dia menyerang aparat yang sedang bertugas.
“Saya menyarankan agar pemerintah lebih giat lagi melakukan gerakan kontra terorisme. Salah satunya dengan melibatkan organisasi masyarakat Islam yang jelas-jelas menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NU dan Muhammadiyah perlu dilibatkan secara aktif, kemudia diajak duduk bersama untuk menyikapi ancaman teroriseme,” katanya.
Sementara itu, keluarga Kanit Reskrim Polsek Plepat, Iptu Muhamad Nur, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat setelah anaknya, Eka Fitra Akbar, melakukan pembakaran terhadap Polres Dharmasraya pada Minggu (12/11/2017) dini hari. Permohonan maaf itu disampaikannya secara umum kepada kepolisian dan khususnya kepada seluruh personil Polres Dharmasraya.
Dia baru mengetahui bahwa anaknya menjadi pelaku pembakaran Polres Dharmasraya setelah polisi melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket). Kaur Bin Ops (KBO) Satintelkam menemui da berkoordinasi dengan Kasatintelkam Polres Muaro Bungo, Iptu Sukman, yang kemudian mempertemukan dengan orangtua laki-laki, Eka Fitra. Setelah diperlihatkan foto pelaku, M Nur langsung mengkonfirmasi bahwa Eka adalah anaknya.