Kabul – Presiden Ashraf Ghani menuturkan kelanjutan negosiasi damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan akan dilakukan pada 5 Januari 2021. Ghani juga menegaskan jika putaran negosiasi lanjutan akan dilakukan di Afghanistan, bukan di Qatar seperti rencana semula.
Delegasi kedua pihak pada Sabtu (12/12) melakukan pertemuan dan rencananya negosiasi selanjutnya dilakukan di Kabul. Pekan ini rencananya delegasi pemerintah akan kembali untuk berkonsultasi dengan pejabat senior.
“Kami lebih suka putaran kedua perundingan damai berlangsung di Afghanistan,” kata juru bicara Presiden, Sediq Sediqqi dalam cuitannya.
“Pemerintah Afghanistan siap untuk bernegosiasi di mana saja di Afghanistan, di bawah tenda atau di luar dalam cuaca dingin.” lanjutnya.
Kedua pihak sebelumnya telah melakukan negosiasi damai pertama di sebuah hotel mewah di Doha pada September lalu. Taliban diketahui memiliki kantor politik di Doha.
“Tidak pantas jika kami ngotot membahas kesepakatan damai di hotel-hotel mewah. Masyarakat perlu melihat bagaimana pembicaraan itu terjadi, isu mana yang menjadi fokus dan mengapa,” ujar Sediq seperti dikutip AFP.
Pernyataan Ghani itu senada dengan seruan pejabat Dewan Keamanan Nasional Afghanistan yang menyerukan agar negosiasi damai dilanjutkan di Kabul.
Sebelumnya kedua pihak mengatakan telah bertukar ‘agenda awal’ untuk dibahas dalam negosiasi tahap kedua. Negosiasi damai hingga saat ini terhenti karena terjadi perselisihan kerangka dasar diskusi dan tafsir agama.
Namun di Awal November kedua pihak sepakat untuk melanjutkan negosiasi setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melakukan pertemuan degan perwakilan pemerintah Afghanistan dan perwakilan Taliban.
AS pada Februari lalu telah menandatangani kesepakatan dengan Taliban untuk menarik pasukan dari Afghanistan. Kemungkinan kuranng dari 5.000 pasukan tersisa yang akan tetap berada di sana.
Pentagon mengatakan penarikan pasukan akan tetap melihat kondisi dan setelah konsultasi langsung dengan sekutu dan NATO.
“Kehadiran militer AS di Afghanistan tetap fokus pada kemampuan-bukan angka.”
Berdasarkan perjanjian tersebut, semua pasukan asing harus meninggalkan Afghanistan pada Maret-Juni 2021, dengan komitmen keamanan dari kelompok militan Taliban.
Dalam kesepakatan yang sama dituliskan bahwa Taliban harus memberikan ‘pesan yang jelas’ agar pihak yang mengancam negara barat ‘tidak punya tempat di Afghanistan’. Ini bisa jadi diartikan, Taliban diminta mengusir kelompok teroris seperti Al-Qaeda dan ISIS pergi dari Afghanistan.
Kedua pihak juga sepakat agar Afghanistan menyerahkan 5.000 tahanannya kepada Taliban mulai 10 Maret. Sebagai gantinya, Taliban akan menyerahkan 1.000 tahanannya dan membuka pintu pertemuan.