Jakarta – Mantan teroris kelompok Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas mengungkapkan bahwa media massa merupakan bagian penting dalam perjuangan kelompok teroris untuk mencapai target tindakannya.
“Di dalam internal Jamaah Islamiyah kami menyebut itu sebagai penggalangan kondisi sosial. Jangan dipikir penggalangan kondisi sosial itu adalah peperangan, bukan, tapi bagaimana kami bisa mempengaruhi publik dan mempengaruhi masyarakat, salah satunya lewat media massa,” kata Nasir dalam kegiatan Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Dalam slide yang dipaparkannya, Nasir mencontohkan beberapa bentuk penggalangan kondisi sosial yang dilakukan kelompok teroris melalui media massa,di antaranya pemuatan foto Imam Samudra yang menggambarkan sosoknya sebagai orang alim dan berpendidikan.
“Media sering tidak sadar dalam memilih foto untuk pemberitaannya. Coba Anda lihat ini, apa yang Anda pikirkan jika Imam Samudra ditampilkan seperti ini? Dia sosok yang biasa, alim, bahkan ada yang menganggap ustadz. Tapi bagaimana jika (Imam Samudra ditampilkan) seperti ini? Ini sosok Imam Samudra yang seharusnya ditampilkan, karena memang dia sudah melakukan kejahatan, dia teroris yang harus diwaspadai,” tegas Nasir.
Contoh lain yang juga ditampilkan Nasir adalah pilihan kata pengantin untuk pelaku bom bunuh diri dalam pemberitaan media massa. Dikatakannya, istilah pengantin dibuat oleh internal pelaku teror yang tidak seharusnya diikuti pihak lain.
“Media jangan latah ikut menggunakan istilah pengantin, tulis saja pelaku bom bunuh diri. Karena kalau pakai istilah pengantin berarti media sudah ikut menyebarkan keyakinan teroris, teroris menang. Ada juga yang terbaru media menulis jenazah Siyono wangi. Jangan, karena itu berarti media telah menggriring opini bahwa Siyono orang suci,” tutup Nasir.
Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalime Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme dilaksanakan oleh BNPT dengan menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DKI Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pelibatan Media Massa untuk Pencegahan Terorisme.