Palembang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus menguatkan sinergi dengan berbagai stake holder dalam menjalankan program deradikalisasi, khususnya bagi narapidana tindak pidana terorisme (napiter) yang akan kembali ke masyarakat. Dalam hal ini, BNPT, Kepolisian, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di setiap provinsi, selalu berkolaborasi dalam ‘menyembuhkan’ para napiter dari ideologi lamanya dan menyiapkan mereka agar bisa hidup normal.
Hal itulah yang mendasari Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis menghadiri kegiatan Reintegrasi Sosial di Lapas Klas 1 Palembang, Kamis (14/11/2019). Kesempatan ini digunakan Deputi 1 melihat secara langsung proses deradikalisasi tiga napiter yang ada di Lapas tersebut. Kebetulan satu napiter atas nama Addin Agus Riyanto alias Abu Nabila alias Wahirun akan bebas 12 Desember bulan depan.
“Intinya saya hadir ke Lapas Palembang ini dalam rangka pemulihan program deradikalisasi yang dilakukan oleh Subdit Bina Dalam Lapas, khususnya dalam reintegrasi sosial terhadap napiter yang akan kembali bulan depan. Saya ingin melihat langkah-langkah yang dillakukan, apakah yang bersangkutan sudah siap kembali ke masyarakat dan benar-benar kembali ke NKRI. Atau masih berpotensi akan mengulangi perbuatannya,” ujar Deputi 1.
Secara umum, Hendri berkeinginan, setiap napiter yang akan bebas sudah mau sumpah setia ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, seharusnya setiap napiter yang akan bebas idealnya harus dipindahkan ke Pusat Deradikalisasi (Pusderad) melalui Lapas Khusus Terorisme Kelas IIB di Sentul. Di Pusderad itulah para napiter akan menjalani program yang lebih terintegrasi sehingga saat kembali ke masyarakat sudah benar-benar baik sesuai harapan.
Kalapas Palembang Riyanto mengungkapkan, di Lapas Palembang ada tiga napiter. Selama ini, pihaknya telah melakukan program khusus kepada para napiter tersebut agar saat bebas mereka menjadi manusia yang lebih lagi dan tidak terpapar terorisme.
“Untuk napiter yang akan bebas bulan depan, sehari-hari dia sudah bisa bergaul dengan baik di lingkungan Lapas. Untuk bermasyarakat saya kira sudah siap, meski harus terus diberikan ‘sentuhan-sentuhan’ agar dia benar-benar sadar dan kembali ke NKRI,” ungkapnya.
Kasubdit IV Ditintelkam dari Polda Sumsel AKBP Marzuki Ismail, S.Ag, M.H., menambahkan, pihaknya terus memperkuat koordinasi dalam menangani deradikalisasi napiter ini. Dalam hal ini, BNPT adalah leading sector-nya.
“Selama ini kita memonitor kemudian mengadakan wawancara dengan bersangkutan. Sejauh pengamatan kita, dalam bidang ideologi kenegaraan, dan ideologi keagamaan harus terus diberikan pembinaan lagi. Perlu dialog dengan tokoh agama, yang paham betul agamanya, supaya para napiter bisa bergaul berbagai macam pihak setelah selesai menjalani kehidupan di Lapas,” jelas Marzuki.
Ia menilai, sinergi dan koordinasi antar lembaga ini menjadi poin utama agar deradikalisasi itu berjalan dengan baik. Sejauh ini, BNPT aktif melakukan kegiatan dengan melibatkan stake holder, terutama di daerah-daerah. Upaya ini harus ditingkatkan agar kedepan deradikalisasi para napiter bisa lebih baik lagi.
Sementara itu Ketua FKPT Sumsel Dr. Perjansyah mengaku siap mendukung BNPT dalam menjalankan porogram deradikalisasi di dalam Lapas.
“Tidak hanya di luar lapas saja yang harus diantisipasi, tetapi mereka yang ada di Lapas dan akan keluar juga harus diperhatikan bagaimana mereka kedepannya. Intinya FKPT Sumsel siap mendukung program-program BNPT, terutama pencegahan dan deradikalisasi sampai ke akar-akarnya,” kata Perjansyah.