Bojonegoro – Narapidana kasus terorisme (Napiter) dan warga binaan
lain di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bojonegoro mendapat
pelatihan pengolahan hasil pertanian (PHP). Pelatihan itu juga diikuti
tenaga pendidik Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Abror Sukosewu.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Klas IIA Bojonegoro, Sugeng
Indrawan mengatakan pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dan melatih kemampuan serta
menggali potensi agar dapat bermanfaat dalam kesehariannya. Terutama
dalam hal peningkatan perekonomian. Pelatihan itu diikuti 20 warga
binaan. Diharapkan dengan pelatihan PHP tersebut agar mempunyai bekal
saat bebas dari penjara nanti.
“Warga binaan juga kami ikutkan pelatihan, agar punya bekal keahlian
saat bebas nanti,” ucapnya, Selasa (21/1/2025).
Satu di antara 20 warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang turut serta
dalam pelatihan soft skill itu ada yang berstatus narapidana kasus
terorisme. Karena itu, Lapas Klas IIA melibatkan anggota Satgas Densus
Jawa Timur yang bertugas di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
“Kami libatkan anggota Satgas Densus wilayah Bojonegoro untuk
pendampingan dan pengawalan. Sebab, ada napi teroris yang menjadi
peserta pelatihan,” lanjut Sugeng Indrawan.
Dalam pelatihan PHP itu, peserta diajarkan cara mengolah ikan lele
menjadi makanan siap saji yang mempunyai nilai jual cukup tinggi
dengan pasar yang sudah menunggu. Otoritas Lapas Kelas IIA Bojonegoro
akan membantu dari sisi pemasaran.
Dalam melaksanakan pelatihan PHP tersebut, Lapas Kelas IIA Bojonegoro
bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Andre. Adapun
pesertanya yakni 7 orang mantan narapidana terorisme yang tergabung
dalam paguyuban Karimon.
Peserta pelatihan lainnya yaitu 4 orang dari Yayasan Ponpes Al-Abror.
Keempat peserta tersebut merupakan tenaga pendidik aktif. Kemudian
pelatihan tersebut juga diikuti oleh 20 orang WBP Lapas Klas IIA
Bojonegoro yang salah satunya berstatus narapidana kasus terorisme.
“Napi teroris peserta pelatihan berinisial A,” tandas Sugeng.
Pihaknya berharap, kegiatan pelatihan tersebut akan membawa dampak
positif yang berkelanjutan, serta memberikan manfaat positif bagi para
warga binaan, dan peserta dari yayasan pondok pesantren.
Pelatihan itu diharapkan dapat dilaksanakan secara konsisten untuk
membangun UMKM Lapas Klas IIA Bojonegoro, Paguyuban Karimon dan
Yayasan Pondok Pesantren Al Abror, guna menjaga kestabilan
perekonomian bersama.
“Output dari pelatihan ini semoga dapat berkelanjutan,” tegas Sugeng.
Daday Hidayat, pemateri pelatihan PHP menilai, kegiatan tersebut
sangat bagus. Sebab, pelatihan soft skill sangat penting sebagai bekal
bagi para narapidana, dan juga untuk kemandirian ekonomi pondok
pesantren.
“Kegiatan ini sangat bagus untuk membekali napi maupun eks napi untuk
keberlangsungan hidup” pungkasnya.