Martapura – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan
Selatan menggelar kegiatan anti radikalisme dan terorisme, bertajuk
Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama (Gembira Beragama) di Aula
Kodim 1003 Banjar, Rabu (11/9/2024) pagi.
Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi mengatakan, ini merupakan kegiatan
ketiga yang mereka laksanakan.
“Sebelumnya tentang perempuan dan anak di Banjarmasin, lalu pemuda dan
pendidikan juga di Banjarmasin,” katanya.
Khusus untuk Gembira Beragama di Aula Kodim 1003 Banjar, ia menyebut,
kegiatan itu diikuti oleh tokoh pemuda lintas agama, kemudian siswa
SMA sederajat dan tokoh agama.
Disampaikan Aliansyah, penanganan atau pencegahan teroris merupakan
kewajiban bersama, tidak hanya dilakukan FKPT, TNI dan Polri.
“Karena teroris musuh agama, sudah kewajiban kita untuk melawan.
Segenap kekuatan yang ada kita bergandengan tangan untuk melawan
radikalisme dan terorisme,” ucapnya.
Ia menegaskan, teror jadi nyata di Indonesia, sehingga sangat patut
dan wajar dilawan. “Sedikit lengah atau abai, mereka akan muncul di
tengah kita,” tegasnya.
“Kita ingat kejadian penyerangan Polsek Daha Selatan di HSS pada 2020,
itu bukti teroris ada. Dimana kita awalnya mengira damai, ternyata ada
penyerangan,” tambahnya.
Berkaitan dengan aksi teroris sepanjang 2023, ia menyampaikan, memang
tidak ada yang berjalan, akan tetapi banyak penangkapan terosis.
“Hampir 150 lebih telah ditangkap,” ucapnya.
Ditambahkannya, bedasarkan hasil riset, menunjukkan yang paling rentan
terpapar adalah kelompok perempuan, anak-anak dan remaja. “Ini
tentunya sangat menjadi perhatian,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Kasub Koordinator Pencegahan BNPT RI, Tengku
Fauzan. Ia menuturkan, kelompok radikal sering kali menyasar kaum
muda, khususnya mereka yang berusia antara 15-21 tahun.
“Para pelaku radikalisme sering kali menggunakan agama untuk
membenarkan tindak kekerasan mereka. Padahal, tidak ada agama yang
mengajarkan kekerasan. Terorisme adalah musuh semua agama dan negara,”
tegasnya.
Oleh karena itu, generasi muda lintas agama diajak untuk menjadi garda
terdepan dalam melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
“Di pundak kaum muda, dipertaruhkan masa depan bangsa. Mereka memiliki
kekuatan untuk menangkal radikalisme dan terorisme,” pungkasnya.