Muktamar ke-20 IMM, Prof Haedar Ajak Kaum Muda Rawat Persatuan Bangsa

Jakarta – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar Muktamar ke-20
di Komplek Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan pada 1-3 Maret
2024. Dalam Muktamar kali ini, IMM mengangkat tema “Bersatu Menuju
Indonesia Berdaulat”.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir
menyampaikan syukur pembukaan Muktamar akhirnya terlaksana dan pertama
kali dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Dia berpesan kepada
mahasiawa dan kaum muda Muhammadiyah untuk menjaga persatuan.

Menurut Prof Haedar, bangsa Indonesia perlu bersatu kembali dalam
proses demokrasi. Persatuan Indonesia merupakan value yang harus
menjadi bingkai dalam berbagsa dan bernegara. Seperti halnya air dan
minyak yang pada dasarnya susah untuk bersatu.

Dia pun bersyukur Indonesia yang majemuk bisa bersatu dalam proses
sejarah yang panjang. Hal ini tak terlepas dari kearifan tokoh bangsa
dari fase ke fase dan semangat moderat seluruh warga bangsa untuk
menjaga persatuan dan kesatuan sekaligus mengelola perbedaan dengan
baik.

“Kaum muda harus dapat merawat persatuan dan kesatuan yang telah
dibangun hingga saat ini. Maka merawat persatuan dan kesatuan hari ini
bagi kaum muda merupakan tugas mulia. Perlu lapang hati sedalam jiwa
yang dimiliki. Karena perbedaan adalah bunga demokrasi yang tidak
boleh dirusak,” ujar Prof Haedar dalam keterangannya, Sabtu
(2/3/2024).

Dia mengatakan, IMM sebagai generasi intelektual Muhammadiyah yang
memiliki cita-cita membangun umat dan bangsa harus mempersiapkan diri
sebaik mungkin, dan tidak boleh merasa segalanya sempurna dan mapan.

“IMM harus merancang masa depan yang abadi dengan modal kesalehan
berbasis iman dan takwa, cerdas berilmu, mandiri, peran sosial yang
tinggi, penghidmatan yang tulus untuk bangsa dan negara,” ucap Prof
Haedar.

Pembukaan Muktamar IMM ke-20 dibuka oleh Presiden Republik Indonesia
di Main Dining Hall, Jakabaring Sport City, Kota Palembang, Sumatra
Selatan, Jumat (1/3/2024).

Ketua Umum DPP IMM, Abdul Musawir Yahya mengapresiasi yang tinggi pada
pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang menurutnya berhidmat dengan
sepenuh hati untuk kepentingan bangsa kita. Menurut dia, langkah
strategis yang dilakukan oleh Jokowi beserta para jajaran kabinet
untuk menggenjot hilirisasi juga disoroti sebagai contoh nyata dari
semangat berdaulat.

“Sebagai generasi intelektual muda, pembaharu juga penerus bangsa yang
peka terhadap keadaan masyarakat, tema ini kami hadirkan sebagai
spirit untuk terus memperkuat berkontribusi IMM bagi nusa dan bangsa,”
ujar Abdul di hadapan Presiden Joko Widodo beserta beberapa jajaran
Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir.

Hilirisasi, yang sering disebut downstreaming atau value-adding,
merupakan upaya meredam ekspor bahan mentah dan sebaliknya mendorong
industri domestik untuk menggunakan bahan tersebut supaya meningkatkan
nilai tambah domestik, sembari menciptakan lapangan kerja.

“Dalam hal ini, hilirisasi bisa kita sebut sebagai upaya membangun
kedaulatan bangsa dari sektor kebijakan ekonomi,” ucap dia.