MUI Tangsel Ajak Semua Elemen Masyarakat Jaga Silaturahmi Untuk
Menciptakan Kedamaian

Tangerang – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangsel, KH.
Saidih, mengajak semua elemen masyarakat kota Tangsel untuk terus
menjaga silaturrahmi lewat kegiatan positif. Kalau silaturahmi
terjaga, maka Indonesia, khususnya kota Tangsel, insya Allah akan
menjadi negara yang damai dan tentram.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Seminar Penguatan
Toleransi Beragama yang diadakan oleh Komisi Kerukunan Umat Bergama
MUI Tangsel, Selasa (5/9) di aula gedung Kelembagaan Kota Tangsel,
Pamulang.

Acara tersebut dibuka Wali Kota Tangsel, yang diwakili staf khusus,
Heli Slamat, dan diikuti oleh 50 peserta dari para tokoh lintas agama,
pemuda lintas agama, dan penyuluh.

Dalam sambutannya saat membuka acara, Heli Slamet, memberi apresiasi
yang tinggi diadakannya kegiatan tersebut dan berharap akan menjadi
silaturrahmi yang baik dan membawa kedamaian bagi kota Tangsel.

“Pemkot Tangsel memberi perhatian khusus terkait kerukunan umat
beragama dan terus mendukung kegiatan yang diadakan oleh MUI Tangsel.
Maka kami berharap para peserta dapat mensosialisasikan apa yang
didapat di seminar ini kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing,”
ujar Heli Slamat dalam keterangannya, Selasa (5/9).

Dirinya mengingatkan begitu maraknya postingan di media sosial yang
belum tentu benar. Maka kepada masyarakat jangan cepat terprovokasi
dengan konten negatif.

“Saring sebelum disharing,” tegasnya.

Dua Narasumber dihadirkan pada seminar ini, yaitu Sekum MUI Tangsel,
Dr. H. Abdul Rojak, M.A., dan Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian
MUI Tangsel, Dr. H. Suhada, M.A.

Dalam paparan awalnya, Abdul Rojak, menjelaskan perbedaan antara
Moderasi dan Toleransi. Moderasi menurutnya, berada pada tatarannya
pola pikir, mindset, pola sikap, dan cara pandang, sedangkan Toleransi
adalah sikap sabar terhadap pandangan, ideologi, keyakinan, atau agama
yang berbeda dengan diri kita.

“Moderasi Beragama bukan agamanya yang dimoderasi, tapi umatnya.
Moderasi ranahnya pemikiran, sedangkan Toleransi ranahnya implementasi
di lapangan. Maka, Moderasi dan Toleransi harus berjalan berdampingan,
” jelasnya.