Manokwari – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Manokwari, Papua Barat
Baharuddin Sabola menyatakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di
Kabupaten Manokwari harus hasilkan pemimpin yang junjung toleransi dan
kebersamaan.
“Bupati dan wakil bupati yang memimpin daerah ni haruslah sosok yang
mampu menjaga toleransi dan bisa memperhatikan semua umat beragama,”
kata Sabola di Manokwari, Sabtu.
Ia mengatakan, Kabupaten Manokwari adalah daerah majemuk dan dihuni
berbagai suku dan agama sehingga membutuhkan sosok pemimpin yang
betul-betul bisa mengayomi seluruh masyarakatnya.
Menurutnya, keberagaman adat, budaya dan agama bisa dikelola menjadi
suatu kekuatan untuk pembangunan. Karenanya, Manokwari membutuhkan
sosok pemimpin yang memiliki visi pembangunan fisik tapi juga mampu
mengayomi warga.
“Harapan terbesar masyarakat adalah siapapun pemimpinnya, dia harus
bisa melihat semua umat beragama dan menjunjung toleransi. Hal itu
patut diperhitungkan,” katanya, Minggu (5/5).
Ia menambahkan, seorang pemimpin daerah harus bisa memperhatikan
seluruh tokoh-tokoh agama di Manokwari. Pemerintah harus membangun
ikatan yang kuat pada seluruh tokoh agama.
“Pembangunan di Manokwari tidak akan maju tanpa pemerintah melihat
tokoh-tokoh agama di Manokwari. Sepanjang pemerintah memperhatikan
tokoh atau pemimpin agama maka pembangunan tidak menemui masalah yang
berarti,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan dimulainya tahapan Pilkada maka suhu politik di
Manokwari mulai memanas. Namun MUI secara kelembagaan akan terus
memberikan dukungan pada pemerintah untuk menciptakan suasana yang
sejuk terutama bagi umat Muslim.
“Terkait calon bupati dan wakil bupati di Manokwari, tentu MUI
menyerahkan sepenuhnya aspirasi dan keinginan dari masyarakat,”
ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintahan di bawah kepemimpinan Bupati Manokwari
Hermus Indou saat ini sudah memberi contoh pentingnya menjaga
toleransi dan kebersamaan. Diharapkan pemimpin Manokwari akan datang
dapat melanjutkan hal positif tersebut.