Jakarta – Menjelang gelaran pesta demokrasi pilkada serentak pada 2018, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu SARA, terlebih sebaran konten ujaran kebencian maupun hoax di media sosial.
Dikutip dari www.antaranews.com yang diambil, Selasa, (23/1/2018) wakil Ketua Umum MUI, KH. Zainut Tauhid Saadi mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi terutama jika ada permainan politik berkaitan dengan isu SARA. Dia mengajak semua pihak menjaga kondisi masyarakat sehingga demokrasi berjalan baik.
“Isu SARA pada tahun politik ini harus disikapi dengan baik,” kata Zainut.
“Penting bagi kita untuk menjunjung kesadaran berpolitik. Jadi politik harus menjunjung kesantunan akhlakul karimah, tidak curang, memfitnah, menebar kebencian dan melanggar undang-undang yang berlaku.”
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar Pilkada 2018 jangan sampai memecah belah persatuan bangsa hanya gara-gara berbeda pandangan politik.
“Jangan sampai pemilhan gubenur, pemilihan bupati, pemilihan walikota, apalagi nanti menginjak pemilihan presiden 2019, jangan sampai pilihan berbeda karena demokrasi yang kita jalankan menjadi pecah, tidak rukun lagi, jangan!” kata Jokowi saat berkunjung ke Bandung pada, Kamis 28 Desember 2017.
“Kita merupakan saudara sebangsa dan se-Tanah Air silahkan pilih pemimpin negara yang paling baik setelah itu kita kembali jadi saudara sebangsa setanah air. Jangan sampai tidak saling sapa tetangga, antar kampung, antar teman.”