MUI: Ancaman Komunisme dan Radikalisme Harus Diantisipasi Bersama

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memandang adanya berbagai ancaman terhadap kehidupan dan keumatan bangsa. Semua pihak diminta bersama-sama mengantisipasi ancaman tersebut.

“Setelah mengamati secara cermat dan seksama perkembangan kehidupan kebangsaan dan keumatan bangsa ini, menyadari dengan penuh keprihatinan adanya ancaman terhadap bangsa dan negara yang harus disikapi dan dihadapi secara tepat dan strategis,” kata Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Noor Achmad seusai rapat pleno ke-31 Dewan Pertimbangan MUI, di Kantor MUI, Jakarta, seperti dilansir Medcom.id Rabu (26/9).

Ahmad mengingatkan akan bahayanya sejumlah paham/isme yang merebak dan merajalela pada bangsa Indonesia ini secara penetratif. Paham/isme/ideologi/pikiran-pikiran tersebut bertentangan secara diametral dengan agama dan falsafah bangsa, Pancasila.

“Di antara ideologi berbahaya tersebut adalah komunisme yang anti Tuhan dan agama yang terakhir ini mengemuka secara leluasa dalam kehidupan bangsa dan dalam berbagai penjelmaan dan manifestasinya,” ujarnya.

Selain komunisme, ideologi berbahaya lainnya adalah liberalisme dan radikalisme. Liberalisme, merupakan paham kebebasan yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan agama yang merasuki berbagai aspek kehidupan bangsa, secara politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

“Dan begitu pula radikalisme yang ekstrem baik atas dasar paham keagamaan maupun kepentingan ekonomi, bisnis, serta kepentingan politik,” ujarnya.

Ahmad menambahkan sikap pembiaran terhadap ideologi tersebut, bukan hanya ditampilkan warga. Hal ini juga terjadi di kalangan penyelenggara negara, baik legislatif maupun eksekutif.

Tak hanya itu, Ahmad menekankan ancaman paling berbahaya yang berpotensi melanda Indonesia saat ini ialah adanya defiasi, distorsi, dan disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar Pancasila, Undang Undang Dasar 1945. Ini khusus ada dari bidang sosial politik, kehidupan sosial ekonomi, dan sosial budaya.

“Hal itu disebabkan di mana Pancasila hanya diucapkan tidak dilaksanakan,” ucap dia.

Menurut dia, ancaman terhadap bangsa ini juga dirasakan oleh MUI sebagai ancaman bagi umat Islam. Pasalnya, ancaman kepada Islam sesungguhnya adalah ancaman terhadap eksistensi bangsa.

Untuk itu, MUI menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk ikut bertanggung jawab mengawal pemerintah dalam menghadapi ancaman terhadap bangsa tersebut. Namun, dia menekankan umat Islam juga harus terus dilibatkan dalam membangun bangsa dan negara ini.

“Begitu pula terhadap seluruh bangsa untuk memahami peran dan posisi umat Islam, maka tidak tepat jika umat Islam terpinggirkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara ini,” kata dia.