Jakarta – Isu radikalisme tengah menjadi sorotan khusus pemerintah dengan ditemukannya sejumlah kasus kekerasan yang dilakukan kelompok kriminal di beberapa wilayah Indonesia.
Merespons persoalan tersebut, Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa dalam membantu pemerintah menghadapi radikalisme, Muhammadiyah mengedepankan cara-cara moderat.
Cara moderat sebagai identitas Muhammadiyah seperti bersifat objektif, kritis, dan tidak asal gebyah uyah. Muhammadiyah juga menyampaikan masukan dan alternatif pendekatan kepada Pemerintah.
Haedar Nashir menyebutkan bahwa pihaknya terus berdialog dengan pemerintah membahas persoalan radikalisme di Tanah Air.
“Kami akan terus berdialog dengan pemerintah supaya tadi, jangan sampai satu nyamuk di kaca yang bagus lalu dilempar, akhirnya kacanya pecah, nyamuknya jangan-jangan ga kena karena lemparannya terlalu gede,” katanya dikutip dari laman resm Muhammadiyah, Rabu (19/5/2021).
Haedar mengungkapkan bahwa Muhammadiyah bersikap otokritik terhadap adanya radikalisme di dalam tubuh umat.
“Nah Muhammadiyah menempuh cara yang Tengahan. Tengahan itu tadi, di satu pihak kita mengakui ada kelompok (radikal) di agama Islam juga di kelompok lain (selain Islam) yang memang sebagian kecil menempuh cara-cara yang ekstrim radikal dan keras,” kata Haedar Nashir.
Muhammadiyah, kata Haedar, berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat muslim agar memahami bahwa cara-cara ekstrim tidak sesuai dengan nilai Islam dan kemanusiaan secara universal.
Ia meminta umat Islam untuk tidak memberi kelonggaran terhadap pihak yang menggunakan kekerasan dan membenarkan ekstrimisme dengan pandangan yang ekstrim bahkan membenarkan radikalisme dengan cara yang radikal.
“Dan bagi kita yang masyarakat muslim harus punya sikap bahwa itu tidak benar. Jangan juga memberi kelonggaran karena tidak suka terhadap keadaan, ya sudahlah tidak apa-apa pakai cara kekerasan. Nah itu kalau menggunakan cara seperti itu artinya bahwa kita membenarkan ekstrimisme dengan pandangan yang ekstrim. Membenarkan radikalisme dengan cara yang radikal,” tuturnya.
Meskipun demikian, ia mengingatkan untuk moderat bahwa di tubuh pemerintah ada cara pandang dan paradigma yang tidak sepenuhnya pas dan harus diperbaiki.
“Tapi kita juga moderat bahwa di tubuh pemerintah pun ada cara pandang dan paradigma yang tidak sepenuhnya pas yang harus diperbaiki. Nah, supaya ada jalan long term ke depan yang lebih baik, ya masing-masing harus introspeksi,” ucapnya.