Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional. Yaitu Pelantikan Anggota DPR, DPD, dan DPRD pada 1 Oktober 2024, serta Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2024. Setelah berhasil melalui kontestasi politik dengan baik, kini saatnya seluruh elemen bangsa mengamalkan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
“Mari berikan ruang kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Pak Prabowo dan Mas Gibran agar bisa menyusun kabinet dengan baik. Sehingga dapat fokus menjalankan program kerja yang telah direncanakan untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, lebih sejahtera, adil dan makmur. Sesuai dengan amanat pembukaan konstitusi UUD NRI Tahun 1945,” ujar Bamsoet usai memandu Pengucapan Sumpah/Janji Anggota MPR RI Pengganti Antar Waktu, di MPR RI, Jakarta, Kamis (2/5).
Hadir para Wakil Ketua MPR RI yakni Jazilul Fawaid dan Fadel Muhammad. Anggota MPR RI yang dilantik antara lain, Sitti Maryam dari Fraksi Nasdem Dapil Sulawesi Selatan II, Munawaroh dari Fraksi PPP Dapil Jawa Tengah X, Qumi Husnu-niyati dari Fraksi PKB Dapil Jawa Timur IV, dan Gede Ngurah Ambara Putra dari Kelompok DPD Dapil Provinsi Bali.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, mendekati akhir periode masa jabatan eksekutif dan legislatif juga masih dihadapkan pada berbagai tantangan kebangsaan. Baik dari dalam maupun luar negeri, yang membutuhkan kejernihan sikap dan soliditas sebagai sebuah bangsa.
Dari luar negeri, ketika konflik Rusia dan Ukraina belum usai, krisis kemanusiaan yang terjadi di tanah Palestina pun masih terus menyita perhatian dan simpati seluruh warga dunia. Konflik antara Israel dan Iran semakin memanaskan suhu politik di kawasan Timur Tengah, serta berdampak pada eskalasi ketegangan geo-politik global
“Menyikapi kondisi ini, kita harus menjunjung tinggi amanat konstitusi untuk menentang setiap aksi kekerasan yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban. Sikap tegas dan komitmen kita dalam mendukung perdamaian dunia serta menjunjung tinggi kemanusiaan, harus senantiasa kita perjuangkan melalui jalur diplomatik pada berbagai forum internasional,” ujar Bamsoet.
Dia menerangkan, dari dalam negeri, bangsa Indonesia harus mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh gejolak geo-politik global terhadap kondisi perekonomian domestik. Penguatan dolar Amerika terhadap rupiah membuat cadangan devisa kita turun cukup signifikan. Disrupsi rantai pasok global berpotensi menyebabkan naiknya harga komoditas, termasuk pergerakan harga minyak yang akan mempengaruhi APBN dan perekonomian bangsa.
“Meskipun demikian, kita masih bersyukur bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2024 tetap tumbuh positif pada kisaran 5,17 persen. Ini menunjukkan kondisi perekonomian domestik kita masih cukup kuat di tengah tekanan global. Tren positif ekonomi dalam negeri ini harus terus kita pertahankan, bahkan kita tingkatkan dari waktu ke waktu,” kata Bamsoet.