Bogor – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) baru saja menggelar syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-14, Selasa (16/7/2024). Selama perjalanan 14 tahun, BNPT telah mencatatkan capaian signifikan dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia. Salah satu pencapaian yang paling menonjol adalah penurunan indeks terorisme serta minimnya aksi teror besar di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Pernyataan itu diucapkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ridlwan Habib. Menurutnya, keberadaan BNPT membawa pencapaian signifikan dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia.
“Kantor staf presiden secara khusus melakukan monitoring terhadap perkembangan dan dinamika harian dari prestasi BNPT. Bapak Presiden sangat mengapresiasi pencapaian BNPT, terutama dalam dua tahun terakhir,” ujar Ridlwan, Rabu (17/7/2024).
Dirinya menjelaskan, indeks penanganan terorisme Indonesia semakin baik, yang dibuktikan oleh penahanan maupun penangkapan terorisme yang berhasil. Masyarakat patut bersyukur bahwa relatif tidak ada aksi teror besar yang terjadi di Indonesia dalam dua tahun terakhir.
Selain itu, Ridlwan menilai BNPT punya peran strategis untuk memastikan tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Stabilitas Indonesia dalam menyambut tujuan ideal tersebut perlu didukung oleh penanggulangan radikalisme dan terorisme yang komprehensif, dan hal ini menjadi tugas dari BNPT.
“Peranan BNPT sangat penting dan strategis terutama menghadapi Indonesia Emas 2045. Kita harus memastikan generasi kita moderat dalam beragama, Pancasilais, dan anti terhadap ideologi transnasional,” imbuhnya.
Ridlwan juga mengungkapkan perlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama. Hal ini berguna untuk pembuatan dan penyebaran konten kontranarasi dengan lebih cepat dan sesuai kondisi terkini.
Akademisi dari Universitas Indonesia ini beranggapan bahwa Generasi Z dan Alpha tidak bisa didekati dengan pendekatan konvensional seperti seminar dan ceramah.
“Kita harus mengubah cara mengedukasi generasi muda dengan menggunakan artificial intelligence, software terbaru, dan media sosial sehingga mereka aktif, kreatif, dan senang berpartisipasi,” ujar Ridlwan.
Ridlwan yang juga pengamat terorisme itu mengungkapkan, urgensi penanggulangan terorisme yang komprehensif memang nyata, dan ini semua harus dimulai dari aspek pendidikan anak-anak Indonesia. Maka dari itu, pendidikan menjadi kunci untuk membentuk karakter generasi muda yang anti kekerasan.
Ridwan menyadari bahwa peran pendidikan dan teknologi sangat penting, terutama dalam menjaga norma-norma Indonesia dan kebangsaan yang baik. Menerapkan hal ini membutuhkan peran BNPT untuk memastikan nilai-nilai tersebut tetap terjaga di media sosial.
Ia menilai, visi Indonesia Emas 2045 adalah tujuan yang besar, baik secara substansi maupun usaha yang dibutuhkan untuk mencapainya. Moderasi beragama adalah salah satu cara yang digagas agar Indonesia yang memiliki beragam agama dan kepercayaan tidak runtuh karena gesekan horizontal akibat ideologi transnasional. Wawasan kebangsaan yang kurang dapat menyebabkan mudahnya termakan isu dan akan bermuara pada destabilisasi nasional.
“Menyambut Indonesia Emas 2045, BNPT perlu memelihara narasi bahwa Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa dan menganut Bhinneka Tunggal Ika. Narasi seperti Ini harus terus-menerus digaungkan, sehingga publik semakin terbiasa mencari persamaan walau dalam banyak perbedaan,” tegas Ridwan.
Dirinya berujar, persepsi publik terhadap BNPT hari ini jauh lebih membaik. Penggunaan teknologi informasi dan artificial intelligence harus terus ditingkatkan. Selain itu, strategi penanggulangan terorisme harus dirancang mulai dari metodologi kontranarasi, hingga bagaimana menyadarkan seseorang agar kembali ke NKRI melalui program deradikalisasi.
“Walaupun kinerja yang diberikan BNPT semakin baik, terdapat tantangan selanjutnya yaitu peningkatan kualitas SDM didalamnya. Kita menghadapi dinamika kontraterorisme yang terus berubah, termasuk dinamika global seperti konflik Israel-Palestina. Ini membutuhkan SDM yang kuat, cerdas, dan berdaya tahan tinggi. Ini tantangan besar bagi BNPT ke depan,” tambah Ridwan.
Dirinya pun berharap agar BNPT mampu mempertahankan prestasi dalam mencegah aksi teror, terutama menjelang pelantikan presiden baru pada Oktober 2024. BNPT juga perlu mempertahankan prestasi dalam memberikan edukasi pada masyarakat, khususnya generasi muda tentang moderasi beragama dan wawasan kebangsaan.
“Di usia ke-14, BNPT telah menunjukkan berbagai pencapaian signifikan dalam upaya penanggulangan terorisme. Namun, tantangan masih banyak dihadapi, terutama dalam menghadapi dinamika global dan memastikan keberlanjutan deradikalisasi. Dengan strategi yang tepat, penggunaan teknologi mutakhir, dan pendidikan yang baik, BNPT berkomitmen untuk terus menciptakan Indonesia yang damai dan bebas dari kekerasan, menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Ridwan.