Semarang – Moderasi beragama adalah solusi terbaik untuk melawan tindakan kekerasan, terutama yang mengatasnamakan agama seperti ekstremisme dan intoleransi. Karena itu, penguatan moderasi beragama harus terus diberikan kepada seluruh lapisan agar masyarakat imun dari paham-paham yang merusak keharmonisan dan persatuan Indonesia.
“Problem global yang menjadi musuh kita saat ini adalah ekstrimisme, hasrat saling memusnahkan, perang, intolerasi serta rasa benci diantara sesama umat yang semuanya mengatas namakan agama. Saat ini moderat dalam beragama adalah solusinya,” ujar Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad di Semarang, Sabtu (17/6/2023).
Hal itu diucapkan Kakanwil saat menjadi narasumber kegiatan Karang pamitran dan pitaran pelatih Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah bertempat di Aula Kawasan 2 Puskepram Candra Birawa Karanggeneng Gunung Pati Semarang. Kegiatan ini sebagai perwujudan dasa dharma pramuka, Gerakan Pramuka Kwarda Jateng dengan memberikan materi penguatan moderasi beragama kepada para Pelatih dan Pembina Kwarcab Pramuka Kab/Kota se Jawa Tengah.
Kakanwil mengatakan bahwa ada empat indikator moderasi beragama. Pertama adalah memiliki komitmen kebangsaan, keddua anti kekerasan, ketiga toleransi, dan keempat adalah adaftif terhadap kearifan lokal. Selain itu, Mustain juga menerangkan mengenai Islam wasatiyah.
“Jadilah pramuka yang wasathan yaitu pramuka pilihan yang selalu bersikap menengahi atau adil, baik beribadah sebagai individu maupun dalam berintetaksi sosial sebagai anggota masyarakat, Islam mengajarkan untuk selalu bersikap moderat. Pramuka diharapkan bisa membangun rasa percaya diri dan optimisme sebagai bangsa yang besar,” pungkas Musta’in.
Kegiatan ini diikuti 700 peserta yang terdiri dari pembina dan pelatih Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kab/Kota se Jawa Tengah selama 4 hari mulai tanggal 17 s.d 20 Juni 2023 di Kawasan 2 Puskepram Candra Birawa Karanggeneng Gunung Pati, Semarang.